Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Gempa Bumi Pilihan Sukabumi

    Gempa Sukabumi Dipicu Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia - Kabar24

    2 min read

     

    Gempa Sukabumi Dipicu Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

    By Mia Chitra Dinisari
    kabar24.bisnis.com
    October 1, 2023
    Grafik hasil pencatatan seismometer/seismograf, alat pencatat besaran gempa bumi./Reuters
    Grafik hasil pencatatan seismometer/seismograf, alat pencatat besaran gempa bumi./Reuters

    Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan prediksi penyebab gempa magnitudo 5,4 di Sukabumi Jawa Barat hari ini, Minggu 1 Oktober 2023.

    Dikutip dari akun instagramnya dia menyebutkan jika gempa tersebut terjadi akibat deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia.

    "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Jawa Barat," tulisnya.

    Deformasi batuan terjadi akibat adanya tegangan (stress) dan tarikan (strain) ... Apabila deformasi seismik terjadi, maka akan timbul gempa bumi.

    Deformasi relatif antar lempeng terjadi pada zona-zona sempit yang berada dekat dengan batas pertemuan lempeng. Deformasi ini dapat berlangsung dengan lambat dan menerus (aseismic deformation) atau berlangsung cepat dan tidak tetap (deformasi
    seismik).

    Apabila deformasi seismik terjadi, maka akan timbul gempa bumi. Karena deformasi seismik ini sebagian besar hanya terjadi di daerah batas pertemuan lempeng, maka gempa bumi pun sebagian besar terjadi pada daerah-daerah tersebut

    Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Cisolok, Kota Sukabumi, dan Kota Sukabumi di daerah Sawarna, Pelabuhan Ratu, Soreang, Cianjur, dan Cipanas.

    Kemudian juga terasa di daerah Cibadak dan Bandung, Bogor dan Lebak.

    Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI Tsunami.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    Komentar
    Additional JS