Hari Kesaktian Pancasila, Jokowi Berdoa di Sumur Lubang Buaya - detik

 

Hari Kesaktian Pancasila, Jokowi Berdoa di Sumur Lubang Buaya

By Wildan Noviansah
detikcom
Jokowi berdoa di Sumur Lubang Buaya.
Jokowi berdoa di Sumur Lubang Buaya.
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Selesai pelaksanaan upacara, Jokowi meninjau serta berdoa di Sumur Lubang Buaya.

Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (1/10/2023) momen tersebut terjadi usai pelaksanaan upacara. Turut hadir dalam peninjauan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Selain itu, para Menteri Kabinet Indonesia Maju mengikuti Jokowi untuk meninjau Sumur Lubang Buaya. Peninjauan diiringi lagu Gugur Bunga karya Ismail Marzuki.

Sampai di depan Sumur Lubang Buaya, Jokowi tampak berdoa bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Jokowi bersama sejumlah menteri lalu mengambil sikap berdoa, mengangkat kedua tangan.

Sebagai informasi, Sumur Lubang Buaya adalah tempat pembuangan perwira Angkatan Darat yang menjadi korban G30S PKI. Tubuh mereka dimaksukkan ke dalam lubang kecil, sehingga lebih dari satu orang menumpuk di dalamnya.

Para korban yang sudah dievakuasi dari Lubang Buaya kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

Sebagaimana diketahui, setiap tanggal 1 Oktober, masyarakat Indonesia merayakan Hari Kesaktian Pancasila. Hari Kesaktian Pancasila ditetapkan oleh Presiden Soeharto setelah peristiwa Pengkhianatan G30S/PKI pada 1965.

Hari Kesaktian Pancasila diperingati untuk mengenang kembali bagaimana Pancasila sebagai dasar negara berdiri teguh dari berbagai upaya yang dilakukan untuk menjatuhkannya.

Keteguhan Pancasila yang diterjang berbagai upaya membelokkan ideologi bangsa menjadikannya pusaka yang diakui kesaktiannya. Peringatan ini juga sebagai tanda penghormatan pada para pejuang yang gugur dalam mempertahankan Pancasila dalam peristiwa Pengkhianatan G30S/PKI.

Pancasila dirumuskan oleh Presiden Sukarno pada saat Indonesia merdeka. Lahir dari objektivitas berdasarkan keadaan saat itu, Pancasila belum bisa dianggap pusaka yang sakti. Seiring berjalannya waktu kepemimpinan Sukarno, Pancasila diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat Indonesia sebagai dasar negara.

Simak Video: Momen Jokowi Pimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya