Indonesia Belum Berencana Gabung Perjanjian Dagang CPTPP By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Indonesia Belum Berencana Gabung Perjanjian Dagang CPTPP By BeritaSatu

Share This

 

Indonesia Belum Berencana Gabung Perjanjian Dagang CPTPP

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 25, 2023
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Kasan di forum virtual yang digelar FPCI, Kamis, 12 Oktober 2023.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Kasan di forum virtual yang digelar FPCI, Kamis, 12 Oktober 2023.

Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan Indonesia tidak berencana untuk bergabung dengan perjanjian dagang Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

CPTPP adalah perjanjian dagang yang meliputi Australia, Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam. Para negara anggota ini mewakili 15,6% dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Beberapa negara lainnya seperti Inggris dan Tiongkok juga sudah tertarik untuk bergabung. Namun, tidak dengan Indonesia.

“Setahu saya, tidak ada rencana (bagi Indonesia untuk bergabung CPTPP),” ucap Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Kasan di forum virtual yang digelar FPCI, Kamis (12/11/2022).

Menurut Kasan, ekspor Indonesia ke negara anggota CPTPP naik 8,2% per tahunnya pada 2018-2022.

“Data perdagangan yang saya tunjukan ini hanya untuk menjawab pertanyaan apakah perjanjian dagang bebas yang besar (seperti CPTPP) bisa mengatasi dan mengurangi dampak disrupsi geopolitik,” ucap Kasan.

“Meski bukan anggota CPTPP, kinerja perdagangan Indonesia dengan masing-masing negara anggota signifikan, tetapi ini bukan berarti Indonesia berencana untuk bergabung dengan CPTPP,” imbuhnya.

Meski demikian, Kasan tidak menjelaskan lebih rinci mengapa Indonesia belum tertarik untuk bergabung.

Diketahui, CPTPP akan menghapus lebih dari 98% tarif yang ada di kawasan perjanjian dagang tersebut. Perjanjian ini juga mewajibkan negara untuk tidak membeda-bedakan pemasok asing atau dalam negeri dalam urusan pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Indonesia saat ini sedang berupaya untuk mengurangi barang impor dalam pengadaan barang dan jasa dengan harapan dapat mendukung industri dalam negeri. Ekspor Indonesia ke negara anggota CPTPP memang mengalami peningkatan.

Dilansir dari data Kemendag, ekspor Indonesia ke Jepang naik dari US$17,9 miliar (2021) ke US$24,9 miliar (2022). Indonesia juga mencatatkan surplus US$7,7 miliar dengan Jepang pada 2022.

Pemerintah mencatat ekspor Indoensia ke Kanada juga naik dari US$1 miliar (2021) menjadi US$1,3 miliar (2022). Namun, Indonesia mengalami defisit sebesar US$1,7 miliar dengan Kanada pada 2022.

Menurut Kemendag, komoditas ekspor andalan ekspor Indonesia pada tahun lalu meliputi karet alam, alas kaki, pakaian pria, dan kertas. Sedangkan pupuk, gandum, serbuk kayu, dan kedelai menjadi komoditas impor utama Indonesia dari Kanada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages