Invasi Bakal Dimulai, Israel Beri Waktu 24 Jam untuk 1 Juta Warga Sipil Tinggalkan Gaza
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F10%2F1697189803-2592x1728.webp)
Tel Aviv, Beritasatu.com - Militer Israel pada Jumat (13/10/2023), memerintahkan kepada seluruh warga sipil Kota Gaza, yang mencapai 1 juta lebih, untuk meninggalkan wilayah itu menuju ke selatan hanya dalam waktu 24 jam. Saat ini militer Israel siap melakukan invasi, setelah mereka mengumpulkan tank-tank di dekat jalur Gaza.
Militer Israel mengatakan, mereka akan beroperasi secara signifikan di Kota Gaza dalam beberapa hari mendatang, dan warga sipil hanya dapat kembali ketika sudah ada pengumuman baru dari Israel.
PBB mengatakan, perintah evakuasi Israel tersebut akan berdampak pada sekitar 1,1 juta orang atau hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas meminta agar perintah tersebut dibatalkan, untuk menghindari hal yang dapat mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi bencana,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan menyebut respons PBB terhadap peringatan dini Israel kepada warga Gaza sebagai tindakan yang memalukan.
Seorang pejabat Hamas mengatakan, peringatan relokasi Gaza adalah propaganda palsu, dan mendesak warga untuk tidak tertipu.
Israel telah bersumpah untuk menghabisi kelompok militan Hamas yang memimpin serangan mendadak ke negaranya pada Sabtu (7/10/2023) lalu. Namun, invasi darat Israel ke Gaza akan menimbulkan risiko serius karena Hamas menyandera lebih dari 100 orang.
Lembaga penyiaran publik Kan mengatakan, jumlah korban tewas di Israel telah meningkat menjadi 1.300 orang. Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 1.500 warga Palestina tewas terbunuh dalam serangan udara tanpa henti Israel.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan, bahan bakar yang menggerakkan generator darurat di rumah sakit di Gaza bisa habis dalam beberapa jam. Sementara itu, Program Pangan Dunia PBB (WFP) memperingatkan bahwa persediaan makanan dan air bersih hampir habis.
“Saya mohon kepada semua pihak untuk mengurangi penderitaan warga sipil,” kata Direktur Regional ICRC Fabrizio Carboni.
Badan Pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) mengatakan, pihaknya merelokasi pusat operasi dan staf internasionalnya ke selatan Gaza. “Kami mendesak Pemerintah Israel untuk melindungi semua warga sipil di tempat penampungan UNRWA termasuk sekolah,” kata badan tersebut melalui platform media sosial X.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar