Pilihan

Kelemahan Iron Dome Israel, Senjata Canggih untuk Sergap Roket - detik

Kelemahan Iron Dome Israel, Senjata Canggih untuk Sergap Roket

By Fino Yurio Kristo
detikcom
Iron Dome sedang beraksi. Foto: AFP/JACK GUEZ
Iron Dome sedang beraksi. Foto: AFP/JACK GUEZ
Jakarta-

Sistem pertahanan Iron Dome disebut yang tercanggih di kelasnya. Diimplementasikan sejak tahun 2011, Kemenhan Israel menyebut tingkat keberhasilannya sampai 90% walau saat serangan terbaru roket Hamas, Iron Dome disebut banyak kebobolan.

Iron Dome khusus dibuat untuk menangkis roket jarak pendek seperti yang biasa dipakai Hamas dan kelompok lain di sekitar Israel. "Senjata ini unik karena merupakan sistem termaju untuk menghadapi ancaman itu (roket jarak pendek)," kata Jean-Loup Samaan, periset Middle East Institute di National University of Singapore.

Nah karena khusus roket jarak pendek, maka salah satu kelemahan Iron Dome adalah kewalahan menghadapi rudal jarak jauh. "Terkadang orang pikir Iron Dome bisa mendeteksi dan menangkis apapun, tapi ia didesain untuk senjata tidak canggih seperti roket. Iron Dome tidak bisa intersep rudal balistik yang datang dari Iran misalnya, itu tugas sistem Israel lain seperti David's Sling dan Arrow," paparnya.

"Bahkan sebagian sistem senjata Hizbullah di Lebanon, seperti rudal balistik jarak menengah, senjata presisi, tipe senjata yang lebih canggih semacam itu akan jauh lebih menantang untuk dihadang (Iron Dome)," tambahnya.

"Jadi tentunya senjata ini impresif dalam soal teknologinya tapi ia tidak bisa sendirian dalam melindungi negara menghadapi seluruh ancaman di sekitarnya," lanjut Jean, seperti dikutip detikINET dari Vox.

Pada awalnya, Iron Dome dibuat sendiri oleh Israel, oleh perusahaan Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries. Namun mulai 2022, Amerika Serikat turut membantu pendanaannya dan berbagi teknologi. Saat ini, sebagian komponen Iron Dome dibuat di AS.

Kelemahan lainnya barangkali adalah harganya. Satu kali peluncuran misil membutuhkan biaya antara USD 40 ribu sampai USD 50 ribu. Jadi saat diserang ribuan roket Hamas, tentu banyak ongkos yang harus dikeluarkan. Iron Dome seperti diberitakan, juga rentan jika terus menerus diserbu.

"Dengan membanjiri sistem. Makin banyak roket yang Anda kirim, semakin sulit pula dalam jangka panjang (dihadang). Ditambah risiko dua front serangan jika menerima serangan roket secara bersamaan dari Gaza dan Lebanon Selatan. Saya rasa ini bisa jadi masalah dalam hal keberlanjutan sistem," cetus Jean.

Cara kerja sistem ini adalah dengan mendeteksi roket yang datang menggunakan radar, dan mengirimkan informasi tersebut ke sistem kontrol senjata, lengkap dengan kalkulasi rumit untuk mendeteksi trayektori, kecepatan, dan perkiraan target dari roket tersebut.

Jika roket tersebut ternyata mengarah ke daerah padat penduduk atau lokasi strategis lain, Iron Dome akan meluncurkan misil Tamir untuk menghancurkan roket tersebut saat masih di udara.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek