Ketum PBNU Gus Yahya: Hentikan Perang di Palestina dan Israel
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fawsimages.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F09%2F15%2Fjokowi-akan-buka-munas-alim-ulama-dan-konferensi-besar-nu-1_169.jpeg%3Fw%3D600%26q%3D90)
Perang antara Hamas Palestina dan Israel sudah membuat resah dan memakan banyak korban. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) meminta agar kekerasan tersebut segera dihentikan.
Seperti diketahui, eskalasi konflik di Jalur Gaza semakin meningkat. Serangan balasan dari kedua belah pihak telah berlangsung sejak Sabtu (7/10/2023) hingga saat ini.
Hal itu menyebabkan korban tewas mencapai lebih dari 1.000 jiwa. Imbas dari roket yang ditembakkan oleh kedua pihak.
Gus Yahya, yang telah aktif dalam kampanye perdamaian global itu juga mendesak semua pihak terkait dan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan konkret dan bijaksana. Dia mendorong agar tindakan tersebut dapat membawa kepada penyelesaian yang adil antara Palestina dan Israel sesuai dengan hukum internasional.
"Masyarakat internasional harus bertindak dengan langkah-langkah yang lebih tegas (decisive) menuju penyelesaian yang adil atas masalah Israel dan Palestina sesuai hukum dan kesepakatan-kesepakatan internasional yang ada," ujar Gus Yahya.
Para ulama yang berperan aktif dalam mendorong agama sebagai solusi untuk konflik global juga mengajukan seruan kepada Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB. Mereka meminta agar para anggota keamanan PBB tidak menggunakan Hak Veto semata-mata untuk mendukung salah satu pihak.
"Keadilan dan kemanusiaan harus dijadikan landasan sikap yang absolut," imbuh Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang itu.
Gus Yahya kemudian menekankan kepada masyarakat umum untuk tidak terus menggunakan identitas dan seruan-seruan agama sebagai sarana untuk memupuk dan memperkuat permusuhan.
"Inspirasi agama tentang rahmah dan keadilan universal harus dikedepankan untuk menggulirkan upaya resolusi konflik di semua tingkatan, baik di tingkat struktur politik maupun di tingkat komunitas," tukasnya.
Pernyataan Sikap PBNU Menanggapi Eksalasi Kekerasan Israel-Palestina
Menanggapi terjadinya eskalasi konflik dan kekerasan antara Palestina dan Israel yang terjadi belum lama ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
- Menyampaikan penyesalan dan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya eskalasi konflik dan kekerasan antara Israel dan Palestina di Kawasan Jalur Gaza.
- Menyerukan agar konflik dan kekerasan yang telah menimbulkan jatuhnya korban kemanusiaan tersebut segera dihentikan dengan segala daya upaya.
- Menyerukan kepada masyarakat internasional agar bertindak dengan lebih tegas (decisive) dalam mengupayakan penyelesaian yang adil atas konflik Israel-Palestina sesuai hukum dan kesepakatan internasional yang ada.
- Menyerukan kepada Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak menggunakan hak veto dalam membela satu pihak dalam tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan tersebut.
- Menyerukan agar identitas dan seruan-seruan keagamaan tidak digunakan untuk memupuk dan menyuburkan permusuhan dan kebencian, termasuk dalam kaitan dengan konflik dan kekerasan Israel-Palestina.
- Menyerukan agar inspirasi agama tentang rahmah, persaudaraan dan keadilan universal dikedepankan demi mengupayakan resolusi konflik di semua tingkatan, baik di struktur politik maupun di tingkat komunitas.
- Menyerukan kepada umat Islam dan warga Nahdlatul Ulama untuk melakukan shalat ghaib dan doa bersama guna mendoakan arwah yang meninggal disebabkan eskalasi kekerasan serta mendoakan agar jalan perdamaian dan keadilan dapat segera diwujudkan.
Pernyataan itu ditandatangani Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dan Sekjen PBNU H. Saifullah Yusuf.
Simak Video "Puluhan Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel di Kamp Pengungsi Gaza"
[Gambas:Video 20detik]
(hnh/erd)
0 Komentar