KLHK Klaim Asap Karhutla Tak Melintas ke Malaysia dan Singapura By CNN Indonesia

 

KLHK Klaim Asap Karhutla Tak Melintas ke Malaysia dan Singapura

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak sampai melintas ke Malaysia atau Singapura hingga hari ini, Sabtu (7/10). Ilustrasi (ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak sampai melintas ke Malaysia atau Singapura hingga hari ini, Sabtu (7/10).

Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dewanti menyebut temuan itu berasal dari data ASEAN Specialised Metrology Center (ASMC) dan data satelit Himawari milik BMKG.

"Ini yang banyak dibicarakan adalah citra sebaran asap, yang kemudian mungkin isunya menjadi transboundary haze pollution atau kabut asap lintas batas," ujar Laksmi dalam konferensi pers di Gedung KLHK, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10).

"Sampai dengan hari ini, 7 Oktober pagi, baik berdasarkan data ASMC dan data BMKG yang menggunakan Himawari, menunjukkan bahwa belum terjadi asap lintas batas," lanjutnya.

Laksmi tak menampik adanya potensi asap lintas batas meluas ke negara tetangga. Potensi itu muncul karena asap yang masih menyelimuti Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Ia memastikan hingga saat ini asap lintas batas itu tak terdeteksi. Laksmi mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah arah angin di Indonesia yang umumnya berembus dari arah tenggara ke arah barat laut atau utara.

"Ada terdeteksi asap di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah, tetapi dengan arah angin Indonesia yang umumnya bertiup dari arah tenggara ke arah barat laut atau utara, sampai saat ini belum terdeteksi adanya asap lintas batas," ujar Laksmi.

"Kami terus mencermati hal ini karena memang kalau kita lihat tadi dari kondisinya ada potensi. Tapi kalau kita lihat kejadian sampai tadi pagi ini tidak terdeteksi adanya asap lintas batas," tegasnya.

Laksmi juga menegaskan semua temuan terkait asap lintas batas itu berbasis ilmu dan data. Ia menjelaskan data dari ASMC yang berlokasi di Singapura dan satelit Himawari dari BMKG itu menjadi pedoman dalam menentukan sikap KLHK.

Di sisi lain, pihak KLHK juga masih terus memantau sekaligus menelusuri kondisi terkini terkait sebaran asap dengan berpacu kepada kedua data tersebut.

"Kami tidak memantau di sana asapnya bagaimana atau dari mana, tetapi yang kami lihat adalah benar-benar berbasis data. Karena semua yang kami lakukan ini berbasis science dan data sehingga kami nanti mudah menelusuri dan mudah melakukan pembuktian," katanya.

Singapura dan Malaysia sebelumnya menyinggung asap dari karhutla di Indonesia sebagai penyebab penurunan kualitas udara.

Badan Lingkungan Hidup Nasional (National Environment Agency/NEA) Singapura menyebut kualitas udara di Negeri Singa bisa memasuki angka tidak sehat pada akhir pekan jika karhutla terus terjadi di Indonesia.

NEA mencatat adanya "peningkatan signifikan" dalam jumlah titik panas (hotspot) di Sumatera. Pada Jumat (6/10), NEA mengatakan ada 212 hotspot yang terdeteksi, naik dari 65 hotspot pada Kamis (5/10), dan 15 hotspot sehari sebelumnya.

Sementara itu, Malaysia mengirim surat ke pemerintah Indonesia sebagai salah satu upaya mengatasi kabut asap lintas batas akibat kebakaran hutan (karhutla) yang belakangan 'membekap' sejumlah wilayah negara itu.

Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Perubahan Iklim (NRECC) Malaysia Nik Nazmi Nik Ahmad mengatakan telah mengirim surat itu ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia (LHK) Siti Nurbaya Bakar, demikian dikutip New Straits Times.

(frl/fra)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya