Lemhannas Serahkan Kajian Cepat Terkait Israel-Palestina ke Jokowi
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menyerahkan kajian cepat terkait konflik Israel dan Palestina ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Tentang Israel dan Hamas, kami sudah menyerahkan kajian cepat kami hari Senin siang kepada Pak Jokowi, itu diminta hari Minggu, kami serahkan hari Senin siang, akan diperdalam Senin depan," kata Gubernus Lemhannas Andi Widjajanto saat ditemui di sela-sela seminar nasional yang digelar Lemhannas di Jakarta Pusat, Rabu (11/10).
Andi menjelaskan kajian cepat itu di antaranya membahas kelanjutan normalisasi hubungan negara-negara Arab dan Israel. Menurutnya, normalisasi itu kemungkinan terkendala karena eskalasi konflik.
"Apa pengaruh dari eskalasi ini ke proses normalisasi hubungan antara Israel dengan negara-negara Arab melalui Abraham Accord yang mestinya terjadi tahun ini. Ada beberapa deadline yang kemudian lewat karena ada eskalasi kekerasan," kata Andi.
"Ada deadline di bulan Ramadhan tahun ini lewat, karena terjadi eskalasi kekerasan antara Israel dengan Palestina terjadi secara signifikan. Ada deadline lagi pada November tahun ini yang akan menjadi semakin berat karena ada perang antara Israel dan Hamas," imbuhnya.
Selain itu, kajian juga memetakan risiko-risiko politik di Indonesia yang mungkin terjadi. Menurutnya, ada potensi munculnya aksi solidaritas untuk Palestina.
"Kami memperhatikan Solidaritas Aksi untuk Palestina yang mungkin muncul. Di situ tidak terlalu masalah karena sikap politik luar negeri Indonesia tegas. Kita selalu memperjuangkan yang pertama adalah kemerdekaan Palestina," katanya.
Kemudian, kajian itu juga membahas potensi munculnya aksi-aksi teror baru setelah adanya eskalasi konflik bersenjata antara Israel dan Palestina.
"Kami juga melihat apakah nanti apa yang terjadi antara Israel dengan Hamas ini memancing kemunculan aksi-aksi teror baru, terutama untuk kepentingan-kepentingan negara-negara yang secara eksplisit dalam satu minggu ini lebih mendukung operasinya Israel daripada misalnya memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina," katanya.
Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza usai militan Hamas menyerbu kota-kota di Israel dalam serangan tak terduga dari berbagai sisi pada Sabtu (7/10).
Hamas mengklaim serangan dengan sebutan Operasi Badai Al Aqsa itu guna mengakhiri pendudukan terakhir di bumi.
Pasukan Israel tak tinggal diam dan membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi Israel ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.
Komentar
Posting Komentar