Negara Arab Tak Mau Warga Palestina Mengungsi Meski Digempur Israel - Tempo

 

Negara Arab Tak Mau Warga Palestina Mengungsi Meski Digempur Israel

Sabtu, 14 Oktober 2023 17:20 WIB

Warga Palestina meninggalkan rumah mereka menuju bagian selatan Jalur Gaza setelah seruan Israel agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam, di tengah konflik Israel-Palestina di Kota Gaza 13 Oktober 2023. REUTERS/Ahmed Zakot

TEMPO.COJakarta - Negara-negara Arab yang bertetangga dengan Palestina bereaksi keras terhadap serangan besar-besaran dari Israel. Seruan untuk koridor kemanusiaan atau rute pengungsian bagi warga Palestina dari Gaza terus meningkat.

Mesir dan Yordania telah memperingatkan warga Palestina agar tidak dipaksa meninggalkan tanah mereka. Mesir adalah satu-satunya negara Arab yang berbagi perbatasan dengan Gaza. Sementara Yordania terletak di sebelah Tepi Barat yang diduduki Israel.

Dilansir dari Reuters, negara-negara Arab khawatir bahwa perang Israel dengan Hamas di Gaza dapat memicu gelombang baru pengungsian warga Palestina. “Ini adalah penyebab dari semua penyebab, penyebab seluruh bangsa Arab,” kata Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Kamis, 12 Oktober 2023. “Penting bagi rakyat (Palestina) untuk tetap berada di tanah mereka.”

Bagi warga Palestina, serangan Israel sehingga membuat mereka terusir dari wilayahnya, seperti "Nakba" atau “malapetaka” 1948. Saat itu, warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka selama perang tahun 1948 karena serangan Israel.

Sekitar 700.000 warga Palestina, setengah dari populasi Arab di wilayah Palestina yang dikuasai Inggris, dirampas haknya dan terusir dari tempat tinggal mereka pada 1948. Banyak dari mereka yang pindah ke negara-negara Arab.

Israel membantah pernyataan bahwa mereka mengusir warga Palestina. Israel mengatakan bahwa mereka diserang oleh lima negara Arab setelah negara itu berdiri.

Sejak Israel melancarkan pemboman gencar terhadap Gaza setelah serangan dahsyat yang dilakukan oleh militan Hamas pada 7 Oktober, ratusan ribu dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah. Ada pula yang masih tinggal di dalam Gaza, sebuah wilayah kecil yang terjepit di antara Israel dan Mesir serta Laut Mediterania.

Pada Jumat, 13 Oktober 2023, militer Israel memperingatkan warga sipil Kota Gaza, yang berjumlah lebih dari 1 juta orang, untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam demi keselamatan mereka. Pengumuman itu dianggap sebagai sinyal bahwa Israel akan segera melancarkan invasi darat.

Raja Yordania Abdullah memperingatkan agar tidak ada upaya untuk memaksa warga Palestina keluar dari seluruh wilayah mereka sehingga menyebabkan gelombang pengungsian besar-besaran. Ketua Liga Arab yang beranggotakan 22 orang, Ahmed Aboul Gheit, segera meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk mengutuk upaya gila Israel untuk memindahkan penduduknya ke Palestina.

Namun Perserikatan Bangsa-bangsa mendukung seruan Israel dengan mengatakan mereka tak mau jatuh banyak korban dari warga sipil.

REUTERS

Pilihan Editor: Dewan Buruh AS Tuding X Milik Elon Musk Pecat Pegawai secara Ilegal

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya