Pagelaran Wayang Kulit Serentak di 78 Titik Se-Indonesia dan Luar Negeri Meriahkan HUT TNI By BeritaSatu
Pagelaran Wayang Kulit Serentak di 78 Titik Se-Indonesia dan Luar Negeri Meriahkan HUT TNI
Surabaya, Beritasatu.com - Rangkaian HUT ke-78 TNI, TNI dimeriahkan pagelaran wayang kulit yang digelar serentak di 78 titik se-Indonesia dan di luar negeri yang digelar dari Jumat (6/10/2023) malam hingga Sabtu (7/10/2023) subuh.
Pagelaran Wayang Kulit dengan Lakon Bimo Krido ini digelar secara serentak. Untuk wilayah Jawa Timur digelar di 9 titik, yaitu di Surabaya, Madiun, Mojokerto, Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Tulungagung, Blitar, dan Kediri.
Salah satunya pagelaran kesenian wayang kulit dalam rangka HUT ke-78 TNI ini digelar di Makorem 084/BJ Surabaya. Danrem 084/BJ, Brigjen TNI Terry Tresna Purnama mengatakan pagelaran wayang kulit merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan mitologi Indonesia.
Danrem menyebut lakon Bimo Krido yang akan dipentaskan oleh dalang Ki Tantut Susanto merupakan cerita yang sarat dengan pesan moral dan ajaran kehidupan. Dalam lakon Bimo Krido dikisahkan bahwa kata krido artinya perbuatan atau tindakan. Mengandung makna berbuat atau bertindak kebaikan yang bermanfaat untuk nusa dan bangsa.
Dalam kisah perang Baratayudha, Bima berhasil mengalahkan Duryudana. Di sinilah puncak Bimo Krido dalam memberantas kebatilan dan keangkaramurkaan. Nilai moral yang terkandung dalam kisah ini adalah keteguhan untuk menegakan hak. Dalam hal ini merebut kembali negara Astinapura secara sempurna.
"Saya yakin kita akan dapat mengambil nilai-nilai filosofis dari cerita wayang kulit, yang bukan hanya sebagai tontonan yang menarik, tetapi juga dapat kita jadikan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari," tutur Brigjen Terry.
Danrem juga berharap pagelaran wayang ini juga sebagai implementasi bersama untuk mewariskan budaya luhur melalui pewayangan kepada generasi penerus untuk tetap mencintai, memelihara dan melestarikan seni budaya wayang kulit Indonesia.
"Pagelaran wayang kulit ini juga menjadi momentum untuk memperkuat hubungan, kerja sama, dan toleransi antaraTNI-Polri, pemerintah dan masyarakat. Dalam keberagaman budaya dan tradisi, kita dapat menemukan persatuan dan kekuatan untuk membangun bangsa yang lebih maju dan harmonis," pungkas Danrem.
Komentar
Posting Komentar