Pakar Ungkap Kesulitan Evakuasi di Tengah Perang Israel-Palestina
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F10%2F1696931893-2592x1728.webp)
Singapura, Beritasatu.com - Dr Jean-Loup Samaan, peneliti senior di Institut Timur Tengah Universitas Nasional Singapura (NUS) mengatakan, kepada CNA bahwa negara-negara yang tidak memiliki hubungan formal dengan Israel mungkin akan kesulitan untuk mengoordinasikan upaya evakuasi warganya.
Namun Ia meyakini, evakuasi masih bisa dilakukan, mengingat sifatnya multinasional. “Mengingat evakuasi pada akhirnya pasti bersifat multinasional, saya berasumsi ini akan difasilitasi oleh Amerika Serikat atau Eropa,” ujarnya, Selasa (10/10/2023).
Dia menambahkan, bahwa ada perbedaan besar mengenai evakuasi warga sipil dan warga negara asing, tergantung apakah mereka berada di Israel, Gaza, atau Tepi Barat.
Dia mencatat, bahwa penerbangan masih beroperasi di Israel, tetapi tidak ada bandara di Gaza dan Tepi Barat. “Dalam kasus Tepi Barat, evakuasi mungkin direncanakan melalui Yordania. Dalam kasus Gaza yang saat ini sedang dikepung dan akan segera dilakukan operasi darat dari Israel, hal ini jauh lebih sulit untuk diprediksi. Orang-orang mungkin keluar melalui Mesir,” kata Samaan.
“Selain itu, evakuasi biasanya dikoordinasikan oleh kapal militer dari Mediterania. AS dan Eropa di masa lalu telah mengorganisasi operasi evakuasi besar-besaran, misalnya selama perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah. Bagaimanapun, kemungkinan besar hal itu akan melibatkan proses multilateral,” katanya kepada CNA.
Diketahui, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia tengah berupaya melakukan evakuasi untuk WNI yang berada di Israel dan Palestina. Kemenlu mencatat, sebanyak 275 warga negara Indonesia (WNI) berada di Palestina dan Israel, saat terjadinya perang pada Sabtu (7/10/2023) lalu.
Dari ratusan WNI tersebut, sebanyak 45 orang berada di Wilayah Palestina. Menurut Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha, warga Indonesia di Gaza berjumlah 10 orang, dan Tepi Barat berjumlah 35 orang.
Kemudian ada juga 230 WNI di Israel yang mengikuti wisata religi, ujarnya.
Pada hari Selasa (10/10/2023), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah menyiapkan rencana darurat untuk evakuasi WNI dengan beberapa skenario yang direncanakan.
Ia tidak memerinci seperti apa rencana evakuasi tersebut, tetapi ia menegaskan bahwa pemerintah melalui Kedutaan Besar Indonesia di Amman, Beirut, dan Kairo sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengevakuasi WNI yang masih berada di wilayah Palestina, khususnya yang berada di Gaza.
Indonesia merupakan negara pendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Indonesia juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, dan tidak berniat membuka hubungan dengan negara zionis itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar