Pasokan Air ke Istana Bogor Terancam Terganggu karena Pipa PDAM Dipotong Warga By BeritaSatu

 

Pasokan Air ke Istana Bogor Terancam Terganggu karena Pipa PDAM Dipotong Warga

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
Pipa utama PDAM Tirta Pakuan Bogor mengalami kebocoran dan airnya tumpah ke Sungai Ciliwung setelah dipotong warga, Jumat 20 Oktober 2023.
Pipa utama PDAM Tirta Pakuan Bogor mengalami kebocoran dan airnya tumpah ke Sungai Ciliwung setelah dipotong warga, Jumat 20 Oktober 2023.

Bogor, Beritasatu.com - Suplai air bersih ke Istana Bogor dan sebagian wilayah tengah Kota Bogor berisiko terganggu. Hal ini disebabkan oleh pemotongan pipa utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang diduga dilakukan oleh seorang pemilik lahan karena tidak menerima kompensasi yang memadai.

Rekaman video amatir memperlihatkan tindakan Ratna Ningsih (56), pemilik lahan di Kampung Muara Lebak, Kelurahan Pasir Jaya, Kota Bogor, Jawa Barat, saat menggergaji pipa utama PDAM Tirta Pakuan yang melintasi lahan miliknya. Kejadian ini mengakibatkan pipa utama mengalami kebocoran dan airnya tumpah ke Sungai Ciliwung.

Pipa utama ini adalah bagian dari infrastruktur penyediaan air bersih PDAM Kota Bogor, mengalir dari lokasi Instalasi Pengolahan Air di Pintu Ledeng, Ciomas, menuju Kota Bogor. Pipa ini menyediakan pasokan air ke wilayah Bogor tengah, termasuk menuju kompleks Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor.

BACA JUGA

Ratna Ningsih menyatakan bahwa dia memutuskan untuk melakukan pemotongan pipa utama tersebut setelah gagal bernegosiasi dengan PDAM Kota Bogor terkait permintaan kompensasi atas penggunaan lahan miliknya yang dilewati oleh pipa tersebut.

"Ikuti perintah Bapak Jokowi! Sarana umum maupun proyek yang berjalan di atas lahan masyarakat seharusnya memberikan kompensasi," ungkap Ningsih.

Ningsih menjelaskan bahwa ada dua pipa utama PDAM yang melintasi lahan miliknya. Satu pipa utama telah dibangun oleh Pemerintah Belanda sekitar tahun 1919, sedangkan pipa utama kedua dibangun baru satu tahun yang lalu. Dia telah menerima kompensasi sebesar Rp 16 juta untuk pembangunan pipa utama yang kedua, dan kini dia mempertanyakan kompensasi yang seharusnya diterimanya untuk pipa utama yang pertama.

Meskipun Ningsih telah mengirimkan surat somasi kepada PDAM dan melakukan beberapa kali mediasi, hingga saat ini belum ada jawaban yang pasti dari pihak PDAM terkait kompensasi ini.

"Saya sudah mengirim surat somasi dan melakukan mediasi beberapa kali. Namun, PDAM tampaknya enggan merespons, padahal ini bukan hanya untuk kepentingan umum, melainkan juga berhubungan dengan usaha penjualan air," lanjut Ningsih.

Sementara itu, ketika diwawancarai oleh wartawan, pihak PDAM Kota Bogor pada pagi hari menyatakan bahwa mereka belum dapat memberikan tanggapan resmi terkait kasus ini.

Baca Juga

Komentar