Pejabat Kemlu AS Resign usai 'Dipaksa' Segera Pasok Senjata ke Israel By CNN Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Pejabat Kemlu AS Resign usai 'Dipaksa' Segera Pasok Senjata ke Israel By CNN Indonesia

Share This

 

Pejabat Kemlu AS Resign usai 'Dipaksa' Segera Pasok Senjata ke Israel

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
Ilustrasi bendera AS. (morgueFile/click)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengundurkan diri dari jabatan usai "dipaksa" memasok senjata ke Israel.

Diberitakan New York Times, Josh Paul, pejabat Kemlu AS di biro yang mengawasi pengiriman senjata, mengundurkan diri dari posisinya sebagai bentuk protes atas keputusan Washington mengirim senjata dan amunisi ke Israel dalam perang Negeri Zionis dengan milisi Hamas Palestina.

Berdasarkan surat pengunduran dirinya, Paul merupakan direktur kongres dan urusan publik untuk Biro Urusan Politik-Militer Kementerian Luar Negeri AS selama lebih dari 11 tahun.

Dia mengatakan alasannya mundur karena dukungan "satu pihak" dalam pemerintahan Presiden Joe Biden mengarah pada keputusan kebijakan yang "berpandangan sempit, destruktif, tidak adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai yang kita anut di depan umum."

"Dan dukungan Amerika baik untuk tanggapan dan untuk status quo pendudukan, hanya akan menyebabkan penderitaan yang semakin dalam bagi rakyat Israel dan Palestina," tulis dia dalam surat pengunduran diri.

Ia lalu menambahkan, "Saya khawatir kita mengulangi kesalahan yang sama yang telah kita buat beberapa dekade terakhir ini, dan saya menolak untuk menjadi bagian tersebut lebih lama lagi."

Dalam sebuah wawancara, Paul mengatakan Israel memutus pasokan air, makanan, obat-obatan medis, serta listrik ke Jalur Gaza, sebuah langkah yang mencerminkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Menurutnya, harus ada aturan yang bisa menjauhkan AS dari tangan pelanggar HAM seperti yang dilakukan Negeri Zionis.

"Masalah dengan semua ketentuan itu adalah bahwa itu terletak pada cabang eksekutif yang membuat keputusan bahwa pelanggaran HAM telah terjadi," kata Paul.

"Keputusan untuk membuat ketentuan tidak terletak pada beberapa entitas akademis nonpartisan, dan tidak ada insentif bagi preseden untuk benar-benar menentukan apa pun," lanjut dia.

Paul sendiri menilai memberikan Israel senjata, pada akhirnya tak akan memberikan keuntungan apa-apa bagi kepentingan AS.

"Pemerintahan ini, saya pikir, mengetahui hal itu lebih baik dan memahami beberapa kompleksitas. Namun [AS] tak mempertimbangkan hal tersebut saat membuat keputusan kebijakan," ucapnya.

Amerika Serikat selama ini memang dikenal sebagai pendukung Israel. Washington bahkan membekingi Israel dengan memasok persenjataan untuk membantu Tel Aviv melawan Hamas.

Meski mendukung Israel, AS juga telah mewanti-wanti negara itu untuk tidak mengambil langkah yang terlalu jauh, yang bisa membuat Israel sendiri rugi. Sejalan dengan itu, Washington mendesak Israel untuk membatasi kematian di antara warga sipil.

(blq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages