Pilihan

Presiden Iran Telepon Putin dan Erdogan, Bentuk Ancaman ke Israel? - CNN Indonesia

Presiden Iran Telepon Putin dan Erdogan, Bentuk Ancaman ke Israel?

Selasa, 17 Okt 2023 04:32 WIB
Presiden Iran mengancam memperluas konflik jika Israel terus membombardir Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan 2.750 orang di wilayah tersebut.
Presiden Iran Ebrahim Raisi. (AP/Dita Alangkara)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Iran Ebrahim Raisi menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (16/10) untuk mengatakan bahwa waktu yang hampir habis dalam menyelesaikan perang Gaza.

Raisi juga mengancam memperluas konflik jika Israel terus membombardir Gaza yang sejauh ini telah menewaskan 2.750 orang di wilayah yang dikuasai kelompok militan Palestina Hamas tersebut.

Selama percakapan dengan Putin dan Erdogan, menurut deputi politik Presiden Iran, Mohammad Jamshid di platform X (dulu Twitter), Raisi memperingatkan soal berlanjutnya kejahatan yang dilakukan oleh rezim zionis di Gaza.

Dalam panggilan teleponnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Raisi memperingatkan kemungkinan memperluas cakupan perang dan konflik ke bidang lain. "Jika ini terjadi, maka akan lebih sulit mengendalikan situasi," kata Raisi, menurut kantor berita negara IRNA, Senin (16/10).

Laporan kantor berita IRNA menyebut, dalam percakapan teleponnya dengan Erdogan pada Senin, Raisi mengatakan sangat penting untuk menghentikan apa yang dia gambarkan sebagai "serangan brutal" Israel di Gaza.

Raisi juga menyatakan kesiapan Iran mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Senin, juga mengancam perluasan medan perang, jika perang di Gaza tidak berhenti.

"Iran tidak bisa berdiam diri dan menyaksikan situasi ini terjadi," tambah diplomat tertinggi Iran tersebut, seraya mencatat bahwa setiap saat, kemungkinan terjadinya medan perang baru semakin meningkat.

Amir-Abdollahian menyampaikan pernyataannya tersebut ketika berkunjung ke Qatar, di mana ia bertemu dengan pejabat senior Qatar, serta Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas. Qatar sebelumnya dituduh menjadi sponsor Hamas dan kelompok militan lainnya di wilayah tersebut.

Kantor berita resmi IRNA melaporkan bahwa Iran sedang bernegosiasi dengan negara-negara di wilayah tersebut untuk mengirim barang bantuan ke Gaza, dan untuk membuka rumah sakit lapangan di Mesir dekat perbatasan Gaza.

Dalam sebuah postingan di X, Amir-Abdollahian mengatakan bahwa dia mengatakan kepada rekan-rekannya di Malaysia, Pakistan, dan Tunisia bahwa kemungkinan penyebaran perang ke front lain mendekati tahap yang tidak dapat dihindari.

Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah ribuan milisinya menerobos pagar perbatasan Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023 dan menembak, menikam, dan membakar hingga menewaskan tewas lebih dari 1.300 orang di Israel selatan, di mana sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Israel membalasnya dengan menyerang Jalur Gaza dengan gelombang demi gelombang serangan udara dan serangan artileri hingga menewaskan sedikitnya 2.750 orang di Gaza. Israel juga berencana melancarkan serangan darat ke Gaza.

Iran membantah terlibat serangan Hamas ke Israel, kendati turut menyambut baik serangan kelompok militan Palestina ke Negeri Zionis tersebut. Iran memperingatkan bahwa invasi darat ke Gaza akan ditanggapi oleh pihak lain, sehingga memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas yang bisa melibatkan negara lain.

(wiw)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek