Putin: Perang Israel Palestina Bukti Kegagalan Kebijakan AS di Timur Tengah
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F06%2F1687593703-1000x667.webp)
Moskwa, Beritasatu.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah yang dinilainya gagal karena tidak mempertimbangkan kebutuhan rakyat Palestina. Putin menyuarakan kekhawatiran atas banyaknya umlah warga sipil yang tewas di Israel dan Jalur Gaza selama beberapa hari Perang Israel Hamas.
"Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata dari kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah," kata Putin seusai pertemuan dengan Perdana Menteri Irak, Mohammed al-Sudani di Moskwa, Selasa (10/10/2023), dikutip dari Al Jazeera, Rabu (11/10/2023).
"Ada kekhawatiran mendalam terkait eskalasi kekerasan yang terus berlanjut dan peningkatan fatal dalam jumlah korban warga sipil," kata Putin.
Putin mengatakan Washington telah mencoba "memonopoli" upaya perdamaian antara Israel dan Palestina, dan dia menuduh AS tidak berusaha mencari kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, melainkan mendorong gagasan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik ini.
"AS telah mengabaikan kepentingan Palestina, termasuk kebutuhan mereka akan negara independen mereka sendiri," tuding Putin.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Kremlin berhubungan dengan kedua pihak yang bertikai di Israel dan Gaza dan akan berperan dalam menyelesaikan konflik tersebut. Peskov tidak menjelaskan bagaimana hal itu akan dicapai.
"Kami berencana terus berupaya dan memainkan peran kami dalam memberikan bantuan untuk mencari jalan keluar," katanya.
Sejak krisis terbaru meletus, Kremlin mencoba tampak netral, menegaskan hubungannya dengan baik dengan Israel dan Palestina. Moskwa memiliki hubungan lama dengan Palestina, termasuk Hamas, yang mengirim delegasi ke Moskwa pada bulan Maret. Namun, mereka tetap menjalin hubungan dengan Israel, termasuk fakta banyaknya warga Israel adalah mantan warga negara Rusia.
Peskov juga menyebut meningkatnya eskalasi serangan di Jalur Gaza sejak akhir pekan lalu sangat mengkhawatirkan.
"Potensinya sangat berbahaya karena bisa tumbuh dan meluas dari zona konflik Arab-Israel saat ini," katanya.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada Selasa (10/10/2023) bahwa mereka siap membantu mencapai kesepakatan antara Israel dan Palestina dengan mengkoordinasikan pemain regional.
"Kami berada dalam kontak dekat dengan pemain regional utama, yang peran mereka dalam menstabilkan situasi dan menciptakan kondisi bagi perundingan langsung antara Palestina dan Israel sangat penting," kata juru bicara kementerian Maria Zakharova.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar