Sederet Klaim SYL di Depan Jokowi: Ekspor Moncer-Produksi Beras Meroket
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fawsimages.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F10%2F08%2Fjokowi-bertemu-eks-mentan-syahrul-yasin-limpo-di-istana_169.jpeg%3Fw%3D600%26q%3D90)
Syahrul Yasin Limpo (SYL) sudah tidak lagi jadi Menteri Pertanian. Dia mengundurkan diri karena terseret kasus korupsi yang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada Minggu malam lalu, Syahrul menghadap Jokowi untuk menyampaikan secara langsung pengunduran dirinya dari kabinet Indonesia Maju. Dalam pertemuannya dengan Jokowi, Syahrul memamerkan beberapa poin-poin kinerjanya sebagai Menteri Pertanian.
Dia mengklaim selama dirinya menjadi menteri, telah terdapat sejumlah data dan perbaikan yang cukup mendasar di sektor pertanian.
Ekspor Pertanian Moncer
Pertama, di tengah kondisi yang sulit saat diterpa pandemi, sektor pertanian justru menjadi sektor yang paling besar pertumbuhannya. Kontribusi pertanian ke perekonomian Indonesia menyentuh 16,24% sendiri, paling besar di antara sektor usaha lainnya di Indonesia.
"Pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha sebagian besar negatif, hanya 3 sektor yang positif, yaitu pertanian, infokom, dan pengadaan air," kata Syahrul dalam keterangannya, ditulis Senin (9/10/2023).
Kedua, Syahrul juga memamerkan kinerja ekspor dari sektor pertanian juga moncer selama dia memimpin. Angkanya meningkat tajam dari 2019 sampai dengan 2022, yaitu dari Rp 390,16 triliun saja menjadi Rp 658,18 triliun untuk ekspor hasil pertanian.
Produksi Beras Meningkat
Ketiga, Syahrul juga memamerkan produksi beras nasional pada 2022 naik 180 ribu ton, atau mencapai 31,54 juta ton pada tahun 2022. "Demikian juga dengan produksi sejumlah komoditas pangan pokok 2019-2022, seperti jagung, cabai, bawang merah, daging ayam ras, telur, dan lain-lain," papar Syahrul.
Keempat, dia menyampaikan penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pertanian juga terus meningkat dari tahun 2020 hingga 2022. Paling banyak di tahun 2022, KUR disalurkan kepada 1,9 juta debitur dengan nilai realisasi Rp 113,43 triliun.
Terakhir, dia bilang Kementerian Pertanian juga tercatat sebagai kementerian yang mendapat predikat WTP pada laporan keuangannya selama tujuh kali berturut-turut dari BPK sejak 2016-2022.
Menurutnya, kinerja pertanian yang moncer ini bukan lah kinerja pribadi dirinya sebagai menteri. Seluruh kinerja tersebut harus dilihat dari dua aspek.
Aspek pertama adalah komitmen Jokowi terhadap pertanian di Indonesia. Kedua, kinerja moncer itu juga merupakan kerja keras seluruh pejabat dan pegawai di Kementerian Pertanian.
"Saya tidak ingin mengklaim semua kinerja tersebut hanya kinerja Saya. Tidak, sama sekali. Saya hanya memfasilitasi dan memimpin para pejabat dan pegawai tersebut bekerja sebaik-baiknya," kata Syahrul.
(hal/ara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar