Staf WHO-UNICEF Hilang Kontak di Gaza Usai Komunikasi Mati TotalBy CNN Indonesia

Staf WHO-UNICEF Hilang Kontak di Gaza Usai Komunikasi Mati Total

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
Ilustrasi. Sejumlah badan kemanusiaan hilang kontak dengan staf mereka di Jalur Gaza usai saluran komunikasi di daerah kantung itu mati total.
Ilustrasi. Sejumlah badan kemanusiaan hilang kontak dengan staf mereka di Jalur Gaza usai saluran komunikasi di daerah kantung itu mati total.
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah badan kemanusiaan hilang kontak dengan staf mereka di Jalur Gaza usai saluran komunikasi di daerah kantung itu mati total.

Sekjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus melaporkan, pihaknya tak bisa menghubungi tim WHO di Gaza maupun mitra-mitra kesehatan lainnya saat ini.

"Kami telah kehilangan kontak dengan staf kami di Gaza, dengan fasilitas kesehatan, pekerja kesehatan, serta mitra kemanusiaan kami lainnya di lapangan," kata Tedros dalam cuitannya di X, Sabtu (28/10).

Tedros pun menyatakan kekhawatirannya atas keselamatan tim medis serta kesehatan pasien di Gaza.

"Kami mendesak perlindungan segera bagi semua warga sipil dan akses kemanusiaan penuh," ucapnya.

Ketua UNICEF Catherine Russel juga mengabarkan pihaknya hilang kontak dengan kolega UNICEF di Gaza.

"Kami telah kehilangan kontak dengan rekan-rekan kami di Gaza. Saya sangat prihatin dengan keselamatan mereka dan malam horor yang tak bisa disampaikan dengan kata-kata yang dialami 1 juta anak di Gaza," ucap Russel di platform X.

Russel lantas mendesak diberikannya perlindungan terhadap seluruh aktivis kemanusiaan hingga anak-anak yang berada di daerah konflik tersebut.

"Semua aktivis kemanusiaan dan anak-anak serta keluarga yang mereka layani HARUS dilindungi," tukas dia.

Dilaporkan Al Jazeera, selain WHO dan UNICEF, beberapa kelompok lain juga melaporkan hal yang sama. Mereka antara lain Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, Doctors Without Borders (MSF), Komite Layanan Sahabat Quaker Amerika, Medical Aid for Palestinians (MAP) yang berbasis di Inggris dan Lebanon, serta ActionAid Inggris.

Safwat Kahlout dari Al Jazeera melaporkan orang-orang di Palestina 'panik' setelah saluran komunikasi terputus di Gaza. Mereka juga sangat ketakutan seiring dengan intensifnya pemboman oleh Israel di kawasan itu.

"Masyarakat sangat ketakutan, dan mereka semua panik tidak dapat berkomunikasi dengan pengungsi lainnya," ucapnya.

"Mereka biasa saling menelepon setiap ada serangan udara Israel. Mereka sangat mengkhawatirkan [orang-orang yang mereka sayangi]. Mereka tidak bisa menerima panggilan telepon dari orang-orang yang memberi tahu mereka tentang kecelakaan atau ledakan," lanjutnya.

Pada Jumat (27/10), Gaza dilaporkan mengalami gangguan konektivitas terburuk sejak perang pecah pada 7 Oktober lalu.

Operator internet besar terakhir di kawasan ini, Paltel, mengalami kerusakan pada rute internasionalnya, menurut NetBlocks, perusahaan pemantau pemadaman internet yang berbasis di London.

Dilaporkan CNN, NetBlocks menyebut banyak warga Palestina yang kehilangan akses internet dan kemampuan berkomunikasi secara elektronik. Beberapa orang lainnya diperkirakan cuma punya sedikit akses jaringan.

Jawwal, perusahaan telekomunikasi Palestina lainnya yang menyediakan layanan seluler ke Jalur Gaza, juga mengeluarkan pernyataan serupa pada Jumat.

"Pengeboman hebat dalam satu jam terakhir telah mengakibatkan hancurnya semua rute internasional yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar," tulis Jawwal.

Perang antara milisi Hamas Palestina dan Israel ini memang semakin parah, terutama setelah Tel Aviv mengumumkan intensitas pengeboman pada Jumat malam.

"Kami melakukan operasi darat di Gaza tengah sebagai bagian dari persiapan perang yang akan datang," kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari. Serangan pertama menargetkan wilayah Gaza Utara.

"Kami akan melanjutkan serangan ke Gaza dan sekitarnya," lanjut dia, seperti diberitakan AFP.

(blq/asr)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya