Taliban Revisi Korban Tewas Gempa Afganistan dari 2.400 Jadi 1.000 Lebih By BeritaSatu

 

Taliban Revisi Korban Tewas Gempa Afganistan dari 2.400 Jadi 1.000 Lebih

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 25, 2023
Warga Afganistan menguburkan korban yang tewas dalam gempa bumi di sebuah lokasi pemakaman, di luar sebuah desa di Distrik Zenda Jan di provinsi Herat, sebelah barat Afganistan, Senin, 9 Oktober 2023.
Warga Afganistan menguburkan korban yang tewas dalam gempa bumi di sebuah lokasi pemakaman, di luar sebuah desa di Distrik Zenda Jan di provinsi Herat, sebelah barat Afganistan, Senin, 9 Oktober 2023.

Kabul, Beritasatu.com – Pemerintah Afganistan yang dikuasai Taliban, pada Sabtu (14/10/2023), merevisi jumlah korban tewas akibat gempa magnitudo (M) 6,3, dari sebelumnya 2.400 orang menjadi hanya 1.000 lebih.

Hal itu diungkapkan seorang juru bicara dari Kementerian Manajemen Bencana Afganistan, Janan Sayeeq.

Gempa menggunncang Provinsi Herat bagian barat laut Afganistan di awal Oktober lalu, dan menghancurkan banyak desa.

“Sekitar 1.000 orang tewas, 2.000 orang terluka, dan 1.320 rumah hancur total. Perincian sebelumnya mengenai jumlah korban tewas hanyalah berdasarkan prediksi,” kata Janan Sayeeq.

Ia menambahkan, gempa bumi susulan yang terjadi pada Rabu, juga di provinsi yang sama, telah mengakibatkan tiga orang tewas, dan 164 orang luka-luka.

Meskipun angka kematian menurun, dampaknya terhadap warga Afganistan telah meningkatkan krisis kemanusiaan yang sudah terjadi di sana.

Pejabat Afganistan mengatakan, gempa bumi tersebut meratakan bangunan di sekitar 20 desa di barat laut. Laporan PBB menyebutkan, rumah-rumah dan enam bangunan sekolah hancur semuanya di Distrik Zinda Jan.

Sistem layanan kesehatan Afganistan, yang bergantung pada bantuan asing, mengalami pengurangan sangat besar dalam dua tahun sejak Taliban mengambil alih kekuasaan. Banyak bantuan internasional, yang menjadi tulang punggung perekonomian negara itu, dihentikan.

Para diplomat merasa khawatir atas kebijakan pembatasan Taliban terhadap tenaga kerja perempuan. Pemerintah Afganistan telah memerintahkan sebagian besar staf perempuan untuk tidak bekerja, meskipun dengan pengecualian di bidang kesehatan dan pendidikan. Akibatnya, banyak negara yang menghentikan bantuan mereka ke sana.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya