Putin Peringatkan Israel untuk Tidak Gunakan Taktik Nazi Jerman di Gaza
Moskwa, Beritasatu.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Israel agar tidak melakukan pengepungan terhadap Gaza dengan taktik yang sama seperti yang dilakukan Nazi Jerman saat mengepung Leningrad di Perang Dunia II. Putin menambahkan, bahwa serangan darat Israel ke Gaza akan menyebabkan jumlah korban sipil yang benar-benar tidak dapat diterima.
Putin mengatakan, Israel telah menjadi sasaran serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh militan Hamas. Namun menurutnya, Israel membalasnya dengan metode yang kejam.
Putin mengatakan, bahkan ada seruan di Amerika Serikat untuk melakukan blokade terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, setara dengan pengepungan Leningrad selama Perang Dunia II.
“Dalam pandangan saya, hal ini tidak dapat diterima. Lebih dari 2 juta orang tinggal di sana. Tidak semuanya mendukung Hamas, tidak semuanya. Namun, mereka semua harus menderita, termasuk perempuan dan anak-anak. Tentu saja sulit bagi siapa pun untuk menyetujui hal ini,” kata Putin kepada wartawan pada pertemuan puncak di Kyrgyzstan.
Kritiknya terhadap Israel menjadi semakin tajam dengan mengacu pada pengepungan Leningrad pada tahun 1941-1944 dan perbandingan tersirat antara Israel dan Jerman di bawah Hitler, yang berpotensi menimbulkan kebencian mendalam di Israel.
Namun Putin juga mengatakan, Israel mempunyai hak untuk membela diri.
Dia berbicara setelah militer Israel memerintahkan seluruh warga sipil Kota Gaza utara, yang berjumlah lebih dari 1 juta orang, untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam. Militer Israel mengerahkan tank untuk melakukan invasi darat sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas yang menghancurkan pada hari Sabtu lalu.
Putin mengatakan, serangan darat akan menimbulkan konsekuensi serius bagi semua pihak.“Dan yang paling penting, jatuhnya korban sipil benar-benar tidak dapat diterima. Sekarang hal utama adalah menghentikan pertumpahan darah,” katanya.
Putin menyerukan perundingan di Timur Tengah, dan mengatakan Moskwa siap berkoordinasi dengan semua mitra yang berpikiran konstrukti. Putin mengatakan, kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Rusia mengatakan, pihaknya berada dalam posisi untuk membantu mediasi karena memiliki hubungan dengan Israel, Palestina, kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah, Iran dan negara-negara besar Arab.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengadakan pembicaraan terpisah di Moskwa pada hari Jumat (13/10/2023) dengan duta besar Israel, Lebanon dan Iran, dan kementerian luar negeri Rusia mengatakan kontak Moskwa dengan Hamas juga akan terus berlanjut.
Komentar
Posting Komentar