UB Menyelenggarakan Pelatihan Bahasa Isyarat Bagi Tenaga Kependidikan | Prasetya UB

 

UB Menyelenggarakan Pelatihan Bahasa Isyarat Bagi Tenaga Kependidikan | Prasetya UB

Universitas Brawijaya (UB) sebagai kampus yang inklusif telah menyelenggarakan pelatihan bahasa Iysrat bagi staf Tenaga Kependidikan (Tendik) di UB.

Di dalam lingkungan kampus UB sendiri, Bahasa isyarat merupakan salah satu aspek penting dalam pelayanan untuk mahasiswa difabel dalam memberikan akses informasi dibidang layanan akademik.

Untuk itu Subdirektorat Layanan Disabilitas (SLD UB) menyelenggarakan pelatihan bahasa Isyarat bagi staf Tendik dalam meningkatkan kemampuan berbahasa isyarat, di hotel Grand Mercure, Malang (Selasa, 17/10/2023).

Kegiatan ini diikuti sebanyak 74 peserta staf Tendik dari berbagai unit dan fakultas di UB, mulai dari staf fornt office yang bertugas di kantor hingga staf keamanan yang bertugas di lapang.

Acara ini dihadiri oleh Dr.Rosihan Asmara selaku Direktur Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik (DALA) yang juga sekaligus membuka kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya Dr.Rosihan menekankan keseriusan UB sebagai kampus yang ramah disabiltas dalam memberikan fasilitas dan pelayanan untuk mahasiswa difabel di UB.

“Oleh sebab itu kita sebagai civitas akademik harus ikut serta meningkatkan kemampuan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan mahasiswa difabel. Maka dari itu kita selenggarakan pelatihan bahasa Isyarat bagi tenaga tendik di lingkungan UB,” kata Rosihan.

Kemudian menurut Zubaidah Ningsih selaku Kepala SLD UB mengatakan bahwa pentingnya upaya UB untuk memberikan pelatihan bahasa isyarat bagi tendik di UB sebagai alat komunikasi.

“Ini upaya UB menjadi kampus inklusif,  karena itu pelatihan bahasa Isyarat ini penting untuk diberikan kepada staf Tendik supaya mampu melayani mahasiswa penyandang disabilitas tuli,” ucapnya.

Tidak hanya itu Zubaidah juga berharap agar bahasa Isyarat juga menjadi salah satu budaya berbahasa yang dapat diterapkan dan dilestarikan di lingkungan UB.

“Harapan saya budaya berbahasa isyarat menjadi budaya komunikasi  warga UB sehingga semakin banyak partisipasi teman-teman tuli di UB”, tambah Zubaidah.

Pelatihan ini difasilitasi oleh 5 guru bahasa isyarat dari mahasiswa difabel tuli di antaranya adalah Dewa Bagaskara, Endjie Apta, Fasya Hariyuda P, Hafiz Ilmi dan M Arsa Alamasyah.

Menurut salah satu guru tuli tersebut yakni Fasya Hariyuda yang mengajarkan kesadaran terhadap tuli dan bahasa isyarat dasar seperti materi tentang isyarat abjad, sapaan, nama-nama fakultas, jurusan dan juga layanan akademik.

Menurutnya materi ini sangat penting untuk diberikan sebagai modal dasar untuk bisa berbahasa isyarat. “Materi ini diharapkan dapat membantu tendik untuk berkomunaksi khususnya dengan difabel tuli,” kata Fasya.

Selain itu menurut Pandu Wiguno, salah satu peserta pelatihan mengatakan bahwa pelatihan ini sangat luar biasa, karena ini merupakan ilmu baru bagi staf front office di Lembaga Pengembangan Pendidikan UB.

“Ini merupakan ilmu baru bagi saya selaku staf front office di LPP UB dan saya juga pernah melayani karyawan difabel yang berinteraksi di LPP dan sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini,” tuturnya.

Dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh SLD UB dan salah sataunya adalah pelatihan bahasa Isyarat untuk Tendik ini merupakan bentuk keseriusan UB dalam mewujudkan lingkungan yang inklusif untuk mahasiswa difabel di UB. (Humas UB) .

prasetya1
Post Views: 28

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya