Warga Israel Kesal ke Pemerintah Netanyahu usai Serangan Hamas
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fvisual%2F2023%2F10%2F09%2Fwarga-israel-berlindung-dari-serangan-hamas-2_169.jpeg%3Fw%3D400%26q%3D90)
Sejumlah warga Israel di dekat perbatasan Jalur Gaza mengaku kecewa kepada pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Warga menilai pemerintah Netanyahu lambat melindungi dan mengevakuasi warganya dari serangan milisi Hamas.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F10%2F12%2Fpm-israel-benjamin-netanyahu-1_169.jpeg)
Sebagian warga Israel di perbatasan Gaza bersiap untuk mengevakuasi diri dan keluarga mereka menyusul ketegangan antara Hamas dan Israel yang hingga kini masih berkecamuk.
Tentara yang ditempatkan di Sderot Israel selatan, Gil mengatakan bahwa penyerangan ini dilakukan oleh Iblis. Serangan ke Israel selatan yang terus terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir membuat penduduk terbiasa akan suara sirine peringatan bom atau tanda bahaya.
Dikutip dari AFP, pasukan bersenjata Hamas menyerbu Sderot dan daerah perbatasan lainnya yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera 200 warga.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2022%2F02%2F22%2Fpresiden-joe-biden-dan-presiden-vladimir-putin_169.jpeg)
Israel pun melakukan aksi serangan balasan untuk membasmi pasukan Hamas di daerah tersebut yang diperkirakan akan menelan banyak korban jiwa. Pemerintah Israel memberi peringatan kepada masyarakat untuk segera mengungsi dan mencari tempat aman.
Kami hanya ingin keluar
Penduduk Kota Sderot pada Minggu (15/10) terlihat mulai meninggalkan kota menggunakan bus menuju ke daerah lain untuk menghindari serangan roket di Jalur Gaza, dilansir dari Associated Press.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2019%2F06%2F30%2F5fa6bf8d-08f6-4c97-b62d-96012b32ea1f_169.jpeg)
Sderot sendiri merupakan kota yang dihuni lebih dari 34.000 penduduk dan terletak satu mil jauhnya dari Jalur Gaza, sehingga sering menjadi sasaran target bom.
Pemerintah Israel telah menawarkan bus ke hotel-hotel kota lain untuk menampung 30.000 penduduk Sderot, sedangkan 4.000 penduduk lainnya dilaporkan masih berdiam diri di kota tersebut.
Dilansir dari The Times of Israel, total terdapat 60.000 pengungsi yang ditargetkan pemerintah untuk meninggalkan rumah mereka, terutama penduduk Israel Utara dan wilayah yang berbatasan antara 4-7 kilometer dari Gaza.
Namun, masyarakat menilai tindakan pemerintah sangat lamban dalam menyelamatkan warganya.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F07%2F10%2Fjoe-biden-dan-benjamin-netanyahu_169.jpeg)
Seorang warga Sderot, Shamilov, mengatakan bahwa warga tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Perjalanan ke kota lain membutuhkan waktu lebih dari tiga jam menggunakan jalur darat.
Jurnalis yang ikut mengantarkan warga ke hotel di daerah Eliaf, Ravit Naor, mempertanyakan kinerja pemerintah yang tidak berbuat banyak untuk warganya.
"Relawan seperti sayalah yang membantu orang-orang pergi dengan mobil pribadi kami. Kita tidak perlu membayar untuk bensin, parkir," kata Naor.
Bantuan yang dikirimkan ke masyarakat Israel selatan juga jauh dari cukup.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar