WHO: Perintah Evakuasi di Gaza Bak 'Hukuman Mati' Bagi Pasien Sakit By CNN Indonesia

WHO: Perintah Evakuasi di Gaza Bak 'Hukuman Mati' Bagi Pasien Sakit

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
Warga Gaza terpaksa mengungsi di gedung rumah sakit dan sekolah saat perang. Foto: REUTERS/MOHAMMED SALEM
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai perintah evakuasi pengungsi Gaza oleh Israel sama saja dengan "hukuman mati" bagi pasien yang kini sedang dirawat di rumah sakit.

Dilansir dari Al Jazeera, Juru Bicara WHO Tarik Jasarevic berpendapat tidak mungkin mengevakuasi pasien rumah sakit yang rentan dalam waktu 24 jam seperti yang diperintahkan oleh militer Israel.

"Ada orang-orang yang sakit parah dan cedera. Berarti satu-satunya peluang mereka untuk bertahan hidup adalah dengan menggunakan alat bantu hidup, seperti ventilator mekanis," kata Jasarevic pada hari Kamis.

"Jadi memindahkan orang-orang itu adalah hukuman mati. Meminta petugas kesehatan untuk melakukan hal tersebut adalah tindakan yang sangat kejam," lanjutnya.

Militer Israel pada Kamis (12/10), memerintahkan 1,1 juta warga Palestina di Gaza untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam menjelang serangan darat yang diperkirakan akan dilakukan di daerah kantong tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa relokasi begitu banyak orang tidak mungkin dan dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk.

Diplomat Uni Eropa Josep Borrell menilai arahan Israel sama sekali tidak realistis.

Hamas, yang memerintah Jalur Gaza pun telah meminta warganya untuk mengabaikan perintah Israel. Mereka menyebut hal itu bagian dari propaganda palsu.

WHO juga telah memperingatkan bahwa rumah sakit di Gaza berada pada titik puncaknya dan menyerukan sikap kemanusiaan untuk mengizinkan masuknya petugas kesehatan dan memfasilitasi evakuasi orang yang sakit dan terluka.

Jasarevic mengatakan rumah sakit hanya mendapat aliran listrik beberapa jam setiap hari dan terpaksa bergantung pada generator untuk menjalankan fungsi-fungsi penting, di mana pasien di unit perawatan intensif dan bayi baru lahir termasuk yang paling rentan.

"Waktu hampir habis untuk mencegah bencana kemanusiaan, jika bahan bakar, air, makanan dan pasokan kesehatan dan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa tidak dapat segera dikirim ke Jalur Gaza di tengah blokade total," katanya.

(yla/dna)

Baca Juga

Komentar