WHO Sebut RS Al Ahli Gaza Pernah Terima Perintah Evakuasi dari Israel By CNN Indonesia

WHO Sebut RS Al Ahli Gaza Pernah Terima Perintah Evakuasi dari Israel

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
RS Al Ahli di Gaza yang menerima serangan hingga menewaskan 500 orang. (AP/Abed Khaled)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berbagai kecaman datang dari belahan dunia atas peristiwa serangan Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Gaza, Palestina, yang menewaskan lebih dari 500 orang pada Selasa (17/10).

Sederet pemimpin negara di dunia mengutuk serangan ke rumah sakit di Gaza tersebut. Namun, pihak Israel yang disebut melakukan serangan tersebut tidak mengakui bahwa bom di RS Al Ahli berasal dari senjata mereka.

Israel menuduh Gerakan Jihad Islam Palestina yang melakukan serangan ke RS di Gaza itu dengan roket yang salah sasaran. Namun, pihak Hamas maupun Jihad Islam Palestina juga telah menepis tuduhan Negeri Zionis tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) sendiri mengutuk pemboman rumah sakit di Gaza itu dan menekankan pihak-pihak yang berperang mesti mematuhi hukum internasional.

"Hukum kemanusiaan internasional harus dipatuhi, yang berarti layanan kesehatan harus dilindungi secara aktif dan tidak pernah menjadi sasaran," bunyi pernyataan yang dirilis WHO, seperti dilansir dari situs WHO, Rabu (18/10).

Selain itu, WHO mengklaim bahwa rumah sakit Al Ahli adalah salah satu dari 20 rumah sakit di bagian utara Gaza yang telah menerima perintah evakuasi dari militer Israel sebelumnya.

"(evakuasi) Tidak mungkin dilakukan mengingat ketidakamanan saat ini, kondisi kritis banyak pasien, dan kurangnya ambulans, staf, kapasitas tempat tidur, sistem kesehatan, dan tempat penampungan alternatif bagi mereka yang mengungsi," lanjut pernyataan WHO.

Sementara itu dalam postingannya di platform X (dulu bernama Twitter), Sekretaris Jenderal PBB António Guterres juga mengutuk serangan ke rumah sakit di Gaza. Guterres mengaku "ngeri" dengan terbunuhnya ratusan warga Palestina dalam serangan itu.

Usai serangan itu, Dia menegaskan kembali bahwa rumah sakit dan personel medis dilindungi oleh hukum kemanusiaan internasional. "Hati saya bersama keluarga para korban," kata Guterres.

Berbicara di Beijing pada Forum Belt and Road China pada Rabu (18/10), Guterres menyerukan "gencatan senjata kemanusiaan segera," dan menambahkan bahwa serangan awal Hamas terhadap Israel "tidak dapat menjadi pembenaran untuk hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina."

(wiw)

Baca Juga

Komentar