Ini Alasan Wristband Konser Coldplay Harus Dikembalikan: Ada Hubungannya dengan Lingkungan
Kamis, 16 November 2023 | 15:09 WIBSuara.com - Konser Coldplay baru saja digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta pada Rabu (15/11/2023). Ada salah satu hal yang menarik dari konser band asal Inggris tersebut. Penonton akan dibagikan gelang menyala atau Xylobands dan diwajibkan untuk mengembalikan setelah konser selesai.
Berdasarkan konser pada umumnya, wristband dipakai sebagai tanda masuk untuk penonton konser dan biasanya akan menjadi hak milik penonton.
Peraturan pengembalian wristband Coldplay atau yang biasa disebut dengan gelang xylobands setelah berakhirnya konser ini ternyata tidak hanya diberlakukan di Indonesia, tetapi juga di negara lain.
Ternyata hal tersebut adalah permintaan khusus dari Coldplay kepada penontonnya dalam rangkaian tur dunia mereka bertajuk “Music of the Spheres” yang dilaksanakan di beberapa negara di benua Asia, Amerika, dan Eropa.
Sampai saat ini, setiap negara yang dikunjungi oleh Coldplay dalam konser dunianya kali ini mempunyai persentase pengembalian wristband sampai di atas 90 persen.
Apakah penonton Coldplay di Indonesia mampu bertindak sama halnya dengan negara-negara lain? Lantas, apa alasan wristband konser Coldplay harus dikembalikan?
Berhubungan dengan Isu Lingkungan
Alasan dari wristband Coldplay harus dikembalikan, yakni berkaitan dengan isu lingkungan yang sedang disuarakan oleh Chris Martin dan kawan-kawan.
Mengutip pernyataan resmi Coldplay, pada saat mereka pertama kalinya mengumumkan Musik of The Spheres Tour, mereka berharap agar bisa membuat acara yang lebih bermanfaat untuk lingkungan dan mengurangi emisi karbon secara langsung, yakni dari produk pertunjukan, pengangkutan, perjalanan band dan kru sebesar 50 persen.
Coldplay hendak berbagi terkait dengan bagaimana proses pengurangan emisi karbon tersebut. Beberapa hal sudah berhasil meski masih perlu ditingkatkan.
Berdasarkan data perbandingan dari konser-konser yang digelar, Music Of The Spheres Tour sejauh ini sudah menghasilkan emisi CO2e sebesar 47 persen sedikit daripada tour stadion terakhir mereka pada 2016 sampai 2017.
Memasuki tahun kedua tour, Coldplay mulai menjalankan seluruh perangkat konser (audio, lampu, laser, dan lain sebagainya) dari sistem baterai listrik yang memungkinkan mereka untuk menggunakan 100 persen energi terbarukan seefisien mungkin.
Coldplay juga menggunakan kendaraan listrik serta bahan bakar alternatif di mana pun mereka bisa, dan mengurangi limbah serta penggunaan plastik seminimal mungkin.
Untuk bisa mewujudkan misi tersebut, Coldplay secara spesifik meminta para penontonya untuk datang ke konser menggunakan transportasi umum, berjalan kaki, atau bersepeda. Selain itu, Coldplay meminta penonton untuk menggunakan sampah daur ulang, membawa botol air isi ulang, serta mengembalikan wristband LED setelah konser berakhir.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Komentar
Posting Komentar