
WASHINGTON, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan enteng menyebut banyaknya korban tewas dari warga sipil di Jalur Gaza sebagai tragedi. Israel membombardir Gaza sejak 7 Oktober lalu tanpa mengenal target, fasilitas sipil dan rumah sakit, ikut diserang.
Netanyahu mengatakan upaya untuk meminimalisasi jatuhnya korban tidak berhasil. Militernya sudah menjatuhkan selebaran dari pesawat yang isinya mendesak warga untuk mengungsi. Ironisnya banyak saksi mengungkap, rombongan pengungsi yang menuruti perintah itu justru menjadi sasaran empuk rudal-rudal pasukan Zionis di perjalanan.
"Setiap warga sipil yang tewas adalah sebuah tragedi. Itu seharusnya tak terjadi karena kami melakukan segala yang mungkin untuk menyelamatkan warga sipil dari bahaya, sementara Hamas melakukan segalanya untuk menjaga mereka dari bahaya," kata Netanyahu, saat ditanya apakah serangan ke Gaza sebagai balas dendam, dalam wawancara dengan stasiun televisi Amerika Serikat, CBS News, yang tayang Kamis (16/11/2023).
Dia juga mengklaim telah menghubungi warga Gaza di lokasi, bahkan menggunakan ponsel, agar pergi dari lokasi tersebut karena akan diserang.
Komentar-komentar Netanyahu tersebut tak sesuai dengan kondisi di lapangan. Warga mengungkap serangan terhadap bangunan-bangunan perumahan dilakukan tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu. Ini yang menyebabkan banyak korban anak-anak dan perempuan yang berada di rumah. Bahkan lebih dari 1.000 anak-anak masih tertimbun reruntuhan bangunan karena tak bisa dievakuasi.
“Hal lain yang bisa saya katakan adalah kami akan mencoba menyelesaikan tugas ini (melenyapkan Hamas) dengan korban sipil yang minimal. Itulah yang kami coba lakukan, korban sipil yang minimal. Namun sayangnya, kami tidak berhasil," ujarnya, seperti dilaporkan kembali Reuters, Jumat (17/11/2023).
Lebih dari 11.500 warga Gaza meninggal akibat serangan Israel sejak 7 Oktober, sebanyak 4.700 di antaranya anak-anak serta banyak lainnya perempuan. Fakta ini mengungkap motivasi tujuan utama serangan Israel ke Gaza yakni pembersihan etnis atau genosida.
Selain itu dua per tiga dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza kehilangan tempat tinggal akibat perang.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar