Konser Coldplay Dikaitkan LGBT, Eks Komisioner KPAI Erlinda: Indonesia Pegang Teguh Pilar Kebangsaan - Tribunnews

Konser Coldplay Dikaitkan LGBT, Eks Komisioner KPAI Erlinda: Indonesia Pegang Teguh Pilar Kebangsaan

By Sigit Nugroho
wartakota.tribunnews.com

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Konser Band Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2023) mendapat perhatian publik di Tanah Air.

Erlinda buka suara terkait Band Coldplay akan mengampanyekan isu lesbian, gay, biseksual dan transgender atau LGBT.

"Indonesia masih memegang teguh 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI," kata Erlinda.

Erlinda berujar bahwa sesama umat beragama semestinya menjaga kedamaian.

"Sebagai umat muslim, mengimbau agar ikut menyukseskan kedamaian pada konser tersebut," ujar Erlinda.

"Dikarenakan Islam Rahmatan Lil Alamain yang mempunyai makna bahwa kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta," tutur Erlinda.

Komisioner KPAI periode 2014-2017 itu kemudian mencontohkan Nabi Muhammad yang tak pernah menebar kebencian.

"Apalagi berbuat kejahatan sehingga mari kita tauladani perilaku Rasulullah Nabi Muhammad yang berpegang teguh pada tuntunan Al Quran," jelas Erlinda.

Kapolda Irjen Karyoto Jamin Coldplay Tidak Kampanyekan LGBT

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto berjanji Band Coldplay tidak akan mengampanyekan LGBT saat gelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2023) malam.

Berkat janji itulah, ratusan demonstran yang tergabung dalam Gerakan Nasional Anti LGBT (Granati LGBT) bersedia membubarkan diri dari Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.

Salah satu orator di atas mobil komando mengatakan, setidaknya terdapat tiga jaminan dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto.

Pertama, yakni Kapolda menjamin akan menindak para penonton Coldplay yang mengibarkan bendera LGBT saat konser.

Kemudian, konser dijamin bersih dari unsur-unsur LGBT, serta Kapolda memastikan tidak ada propaganda LGBT dalam konser Coldplay.

"Kita sudah masuk, kita tak melihat bendera, logo LGBT, yang disediakan hanya spanduk yang sesuai acara. Lalu ada kesepakatan dengan pihak panitia, bila ada bendera LGBT mereka akan turun tangan," kata salah satu orator, yang telah masuk ke area SUGBK melalui pengeras suara, Rabu (15/11/2023).

Dia juga menyampaikan, telah berkeliling bersama Kapolda Metro Jaya dan bertemu pihak penyelenggara di dalam SUGBK.

Mereka pun yakin Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto bakal amanah pasca menjanjikan bakal menindak saat ada atribut LGBT.

"Bila ada bendera (atribut LGBT), penyelenggara akan membersihkan, Kapolda dan jajarannya juga berjanji akan bertindak secara tegas. Terima kasih pada Kapolda dan jajaran yang In Shaa Allah, amanah," ujarnya.

Sementara itu, Irjen Karyoto menuturkan, dari awal pihaknya sudah sepakat dengan penyelenggara, bahwa tak akan ada unsur-unsur LGBT.

"Memang dari awal sebenarnya panitia sudah sepakat karena isu LGBT kan sensitif di lingkungan masyarakat, jadi sudah nggak ada," ujar Kapolda Metro Jaya.

BERITA VIDEO: Kapolda Metro Jaya Turun Gunung Pantau Aksi Tolak Konser Coldplay

Konser Coldplay Didemo, Polisi: Kelompok Masyarakat yang Tidak Setuju Sampaikan Lewat Jalur Hukum

Konser musik Coldplay di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2023) menuai penolakan dari sejumlah pihak.

Penolakan itu diwujudkan dengan menggelar aksi unjuk rasa, seperti yang dilakukan massa aksi 1511 Gerakan Nasional Anti LGBT (Gernati).

Massa aksi 1511 Gernati menolak konser Coldplay lantaran menganggap band asal Inggris itu sebagai bagian pro LGBT.

Aksi penolakan terhadap Gernati sempat diwarnai aksi kericuhan.

Bahkan, sejumlah aparat termasuk Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro turut terlibat dalam menertibkan aksi yang digelar di putaran arah depan Hotel Mulia menuju ke Jalan Asia Afrika.

Diketahui, massa aksi tersebut menolak konser Coldplay lantaran menganggap band asal Inggris itu sebagai bagian pro LGBT.

Selain itu, mereka menganggap konser Coldplay tak menunjukan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang saat ini terus digempur Israel dengan dukungan negara barat.

Terkait hal tersebut, Susatyo menyampaikan bahwa pihaknya memberikan izin kepada massa aksi untuk menyuarakan aspirasinya dengan tertib dan rapih.

Namun, massa aksi nampak tak menggubrisnya.

Mereka tetap mengepung area Gelora Bung Karno (GBK) sambil bershalawat menyuarakan anti LGBT.

Mereka menganggap aparat kepolisian pro terhadap LGBT sehingga memperbolehkan konser band asal Inggris itu mengudara di SUGBK.

Mengenai hal itu, Susatyo menyampaikan bahwa pihaknya sudah memberikan izin pelaksanaan konser.

"Ini sehingga menjadi bagian dan jaminan bagi kepolisian agar acara ini bisa berjalan aman dan lancar," kata Susatyo saat ditemui wartawan di kawasan GBK.

"Kalau pun ada kelompok-kelompok atau elemen masyarakat yang tidak sependapat dengan konser ini, tentunya sampaikan secara jalur hukum dan sebagainya, tidak dengan jalur-jalur non hukum," lanjutnya.

Apalagi, lanjut dia, sampai menganggu ataupun mempresekusi para penonton.

Di akhir, Susatyo megimbau agar seluruh penonton Coldplay tetap tenang dan tertib mengikuti arahan panitia.

"Kami mengimbau kepada seluruh penaonton agar tertib, pahami tata cara masuk ke area GBK ataupun area tempat konser pintu sebelah mana dan sebagainya," kata dia.

"Hati-hati, bawa barang secukupnya dan kami berharap menggunakan transportasi publik dan tidak menggunakan kendaraan pribadi," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, jelang konser Coldplay, terjadi kericuhan antara massa aksi 1511 Gerakan Nasional Anti LGBT (Gernati) dengan aparat kepolisian, di putaran arah depan Hotel Mulia ke Jalan Asia Afrika, Rabu (15/11/2023).

Pantauan Wartakotalive.com di lokasi sekira pukul 14.57 WIB, massa aksi yang membawa satu mobil komando nampak berhadap-hadapan dengan anggota Brimob berseragam hitam lengkap dengan helm dan tameng besi.

Mereka memanas dan tak mau mundur dari lokasi tempatnya berdemo, meski Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro telah memerintahkan mundur. 

Lantaran tak diindahi, dari mobil komando, Susatyo memerintahkan pasukan Brimob itu untuk maju dan menghadang para massa aksi. 

Sempat terjadi bentrok dan aksi saling teriak antara petugas dan massa aksi dalam beberapa menit.

Bahkan sesekali massa aksi melempar botol air mineral ke arah petugas lantaran kesal tuntutannya tak diindahi.

"Tolong habib perintahkan pasukannya mundur! Kami tidak ingin terjadi benturan!," perintah Kombes Susatyo dari atas mobil kepolisian.

BERITA VIDEO: Chris Martin Balas Sapaan Fans Ketika Jalan Tanpa Alas Kaki di Sudirman

"Kami tidak mentolelir adanya kekerasan. Kami telah memberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi dari siang. Tolong sopan sampaikan dengan bahasa yang sopan," imbuh dia.

Alih-alih diindahi, massa aksi tambah melontari polisi dengan kalimat penolakan.

Mereka menganggap aparat pro LGBT sehingga tak membubarkan konser Chris Martin yang akan dilaksanakan nanti malam. (*)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Baca Juga

Komentar