BRUSSELS, iNews.id – Sekelompok ahli NATO akan menyiapkan rekomendasi mengenai kemungkinan peran aliansi militer itu dalam menstabilkan situasi di Timur Tengah. Hal ini mengingat konflik yang sedang berlangsung di kawasan tersebut mempengaruhi stabilitas dan keamanan NATO.
“Saya berharap mereka (para ahli) juga dapat mengatasi tantangan ini, mengenai bagaimana NATO dapat memainkan peran untuk membantu menstabilkan kawasan (Timur Tengah) ini, misalnya dengan bekerja lebih banyak dengan mitra dekat kita – Israel dan banyak negara Arab,” ungkap Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Selasa (28/11/2023), pada hari pertama pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussels, Belgia.
Dia mengatakan, para menlu negara-negara anggota NATO berharap konflik di Jalur Gaza, Palestina, tidak menyebar ke negara-negara lain di kawasan Timur Tengah. Mereka pun menyambut baik perpanjangan gencatan senjata.
“Mereka menyambut baik kenyataan bahwa para tawanan telah dibebaskan dan sekarang ada bantuan untuk orang-orang di Gaza, dan juga bahwa lebih banyak bantuan kemanusiaan dapat disalurkan,” ujar Stoltenberg.
Menurut dia, meski NATO sendiri tidak terlibat langsung dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina, namun banyak sekutu yang berperan aktif di dalamnya. Aliansi tersebut bekerja sama dengan sejumlah negara di kawasan.
“Kami hadir di wilayah Timur Tengah yang lebih luas. Kami memiliki misi pelatihan di Irak untuk membantu memerangi ISIS. Kami memiliki kemitraan yang erat dengan banyak negara Arab, di Teluk, di Afrika Utara dan Timur Tengah, termasuk kemitraan yang sangat erat dengan Yordania di mana kami melakukan beberapa kegiatan peningkatan kapasitas pertahanan,” kata Stoltenberg.
Sekjen NATO itu menambahkan, dia juga bermaksud mengunjungi kawasan Teluk dan bertemu dengan para mitra NATO di sana.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar