JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Pabrik Pupuk di Fakfak, Papua Barat, pada 24 November 2023 mendatang. Pembangunan proyek strategis nasional (PSN) itu akan mencatatkan sejarah, setelah lebih dari 40 tahun tidak ada pembangunan pabrik pupuk baru di Indonesia.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi menyebut, keberadaan pabrik baru akan memperkuat klaster pupuk, terutama di kawasan Timur Indonesia.
"Mohon doanya, ini setelah lebih dari 40 tahun tidak ada pembangunan industri pupuk baru, kita akan mulai tahun ini membangun klaster baru di Papua Barat," ujar Rahmad dalam keterangannya dikutip, Senin (13/11/2023).
Adapun, pabrik Pupuk Fakfak punya peran vital untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Keberadaannya sejalan dengan permintaan pasar yang terus tumbuh dan kebutuhan pupuk yang diperkirakan mencapai 6-7 juta ton pada 2030.
Rahmad menuturkan, pabrik baru ini akan dioperasikan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), anak usaha Pupuk Indonesia, yang ditargetkan mulai berproduksi pada 2028 atau dalam lima tahun mendatang.
Di sisi kapasitas, Pabrik Pupuk Fakfak mampu menyediakan pupuk Urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825.000 ton per tahun untuk Amonia.
Bahkan, digadang-gadang bisa memenuhi 70-80 persen atau sekitar 4,5-5 juta ton kebutuhan pupuk secara nasional ketika pabrik sudah beroperasi penuh. Dia yakin jika hal ini berjalan lancar, pabrik bisa mengantarkan industri pupuk nasional menjadi yang terbesar di Asia Pasifik.
Pupuk Kalimantan Timur sendiri sudah mengamankan sejumlah infrastruktur dasar, terutama soal fasilitas pasokan gas alam. Bahan baku produksi pupuk itu akan dipasok dari Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL). Rahmad memastikan sumber gas yang dipasok untuk proyek diambil dari sumber gas yang telah disepakati yakni Lapangan Asap, Merah, dan Kido (AMK) di Kasuri, Papua Barat.
Proyek di klaster pupuk tersebut memang mendapat perhatian serius pemerintah karena mempunyai multiplier effect atau dampak positif yang begitu besar.
Tak heran jika Pupuk Indonesia harus menggelontorkan nilai investasi kurang lebih 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp15,69 triliun untuk pembangunan pabrik baru ini.
Menurut hitungan perusahaan, lanjut Rahmad, potensi kontribusi pabrik terhadap pertumbuhan ekonomi domestik melalui porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai Rp 10 triliun. Sementara sumbangsihnya bagi pendapatan negara diperkirakan berada di angka Rp20 miliar per tahun dan Rp15 miliar untuk pendapatan pemerintah daerah setempat.
Selama durasi pembangunan atau masa puncak konstruksi, pabrik pupuk Fakfak mampu penyerapan 10.000 tenaga kerja baru dan 400 orang ketika pabrik beroperasi. Oleh karena itu, kehadiran proyek strategis ini juga menjadi upaya perusahaan dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Papua Barat.
Editor : Aditya Pratama
Follow Berita iNews di Google News
Komentar
Posting Komentar