Siap Hadapi Perang Dunia III, Rusia Siagakan Rudal Hipersonik Berkekuatan Nuklir
Jum'at, 17 November 2023 - 01:50 WIB
MOSKOW - Rusia telah memuat rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dilengkapi dengan kendaraan luncur hipersonik berkemampuan nuklir ke dalam silo peluncuran. Hal itu ditegaskan Kementerian Pertahanan Rusia setelah dua minggu Moskow keluar dari pakta global yang melarang uji coba senjata nuklir.
Kantor berita militer Zvezda, yang dimiliki oleh kementerian pertahanan, menyiarkan video pada hari Kamis yang menunjukkan ICBM strategis yang dilengkapi dengan kendaraan luncur hipersonik Avangard saat dipasang di sebuah fasilitas di provinsi Orenburg di barat daya Rusia, dekat Kazakhstan.
Saat mendekati sasarannya, kendaraan luncur Avangard terpisah dari roket dan mampu bermanuver secara tajam di luar lintasan roket dengan kecepatan hipersonik hingga 27 kali kecepatan suara (34.000 kilometer per jam). .
Video tersebut menunjukkan ICBM diangkut ke silo peluncuran sebelum secara bertahap diangkat ke posisi vertikal dan kemudian diturunkan ke dalam poros.
Pada tahun 2019, Moskow memasang rudal pertama yang dilengkapi Avangard di fasilitas Orenburg yang sama.
Kantor berita militer Zvezda, yang dimiliki oleh kementerian pertahanan, menyiarkan video pada hari Kamis yang menunjukkan ICBM strategis yang dilengkapi dengan kendaraan luncur hipersonik Avangard saat dipasang di sebuah fasilitas di provinsi Orenburg di barat daya Rusia, dekat Kazakhstan.
Saat mendekati sasarannya, kendaraan luncur Avangard terpisah dari roket dan mampu bermanuver secara tajam di luar lintasan roket dengan kecepatan hipersonik hingga 27 kali kecepatan suara (34.000 kilometer per jam). .
Video tersebut menunjukkan ICBM diangkut ke silo peluncuran sebelum secara bertahap diangkat ke posisi vertikal dan kemudian diturunkan ke dalam poros.
Pada tahun 2019, Moskow memasang rudal pertama yang dilengkapi Avangard di fasilitas Orenburg yang sama.
Militer Rusia mengatakan senjata strategis tersebut tidak mungkin dicegat oleh sistem pertahanan rudal. Rusia menganggapnya sebagai kunci untuk mempertahankan status quo nuklir yang menjamin kehancuran bersama.
Kremlin mengatakan penarikan diri Washington pada tahun 2002 dari Perjanjian ABM tidak memberikan pilihan bagi Rusia selain mulai mengembangkan senjata hipersonik.
Baca Juga
Pada tanggal 2 November, Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi menandatangani undang-undang penarikan ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT), yang membatasi uji coba nuklir selama beberapa dekade.
Dengan penandatanganannya, undang-undang tersebut akan segera berlaku, pada saat terjadi ketegangan akut dengan negara-negara Barat, khususnya terkait perang yang sedang berlangsung di Ukraina, yang telah menempatkan hubungan antara Washington dan Moskow pada titik terendah sejak krisis rudal Kuba pada tahun 1962.
Kini, perjanjian senjata nuklir bilateral terakhir yang tersisa antara Washington dan Moskow adalah New START, yang diperpanjang pada Februari 2021 hingga 4 Februari 2026 oleh Presiden AS Joe Biden dan Putin.
Pada 21 Februari, Rusia menangguhkan partisipasinya dalam New START. Namun, negara tersebut tidak menarik diri dari perjanjian tersebut, dengan menyatakan bahwa negara tersebut akan terus mematuhi batasan jumlah hulu ledak nuklir yang dapat dikerahkan berdasarkan New START.
Komentar
Posting Komentar