Serangan beruntun Israel di Gaza dengan bombardir dan artilerinya tidak membuat Hamas gentar.
Sejumlah pengamat menilai bahwa kekuatan sayap bersenjata Hamas tidak bisa diremehkan. Yon Machmudi, pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia menyatakan Hamas masih kuat melawan Israel walaupun sudah digempur selama dua bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuan Israel dalam perang adalah melenyapkan kelompok Hamas, tetapi yang terjadi Hamas masih kuat posisinya," ungkap Yon kepada CNNIndonesia.com, Selasa (5/12).
"Bahkan kemarin [Hamas] bisa bernegosiasi untuk mengatur [pembebasan] tawanan perang." imbuhnya.
Berapa keputusan yang diambil Hamas menunjukkan keberaniannya dalam menentang Israel.
Hamas masih punya posisi tawar
Hamas saat ini menegaskan tidak akan ada negosiasi mengenai pembebasan sandera yang tersisa sampai perang di Jalur Gaza benar-benar berhenti.
Pejabat senior Hamas menyatakan sandera Israel yang tersisa di Gaza saat ini adalah tentara dan mantan tentara.
"Kami menganggap (Perdana Menteri Israel) Netanyahu bertanggung jawab penuh atas nyawa para sandera Israel dan menghalangi penyelesaian kesepakatan pertukaran," ungkap Osama Hamdan, pejabat Hamas, dikutip dari Al Arabiya News.
Hamas secara konsisten siap untuk membebaskan sandera asing tanpa menuntut pertukaran tahanan Palestina yang disandera di penjara-penjara Israel.
Al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas, menekankan bahwa pasukannya tidak menganiaya dan akan membebaskan tahanan anak-anak dan perempuan Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar