Israel Gempur Kota Utama di Gaza Selatan Setelah Hamas Keluarkan Ancaman
Penulis: Surya Lesmana | Editor: LES
Gaza, Beritasatu.com – Militer Israel pada Senin (11/12/2023), menggempur kota utama di Gaza selatan, setelah milisi Hamas memperingatkan tidak ada sandera Israel yang akan meninggalkan wilayah itu hidup-hidup kecuali tuntutan pembebasan tahanan Palestina dipenuhi.
Diketahui, Hamas yang melakukan serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023 lalu, membawa sandera sebanyak 240 orang ke Jalur Gaza. Selama gencatan senjata Israel-Hamas yang berlangsung tujuh hari, sekitar 100 sandera telah dibebaskan.
Namun warga Israel yang dibebaskan baru wanita lansia dan anak-anak. Hamas masih menahan warga Israel wanita dan pria dewasa.
Serangan Israel pada Senin menghantam Kota Khan Younis. Sebagai aksi pembalasan, milisi Jihad Islam yang bertempur bersama Hamas mengaku, telah meledakkan sebuah rumah di mana tentara Israel sedang mencari terowongan.
Tentara Israel melaporkan, sejumlah tembakan roket dari Gaza ke Israel terjadi pada Senin. Pertempuran sengit telah terjadi pada Minggu (10/12/2023), di sekitar Kota Gaza dan Khan Younis.
Kemarin milisi Hamas memperingatkan bahwa Israel tidak akan menerima sandera warga mereka hidup-hidup tanpa pertukaran dan negosiasi serta memenuhi tuntutan pihak Palestina.
Israel mengatakan, masih ada 137 sandera di Gaza, sementara Hamas mengatakan sekitar 7.000 warga Palestina berada di penjara Israel.
Pengeboman dan bentrokan hebat selama berbulan-bulan telah menyebabkan sistem kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran, dengan sebagian besar rumah sakit tidak lagi berfungsi dan hampir dua juta orang mengungsi.
AFP mengunjungi reruntuhan Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza yang dibom dan menemukan setidaknya 30.000 orang berlindung di tengah reruntuhan setelah pasukan Israel menggerebek fasilitas medis tersebut bulan lalu.
“Hidup kami seperti di neraka, tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada tepung, tidak ada roti, tidak ada obat untuk anak-anak yang semuanya sakit,” kata Mohammed Daloul (38), yang melarikan diri ke sana bersama istri dan tiga anaknya.
PBB memperkirakan 1,9 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka, sekitar setengah dari mereka adalah anak-anak.
Israel telah mendesak warga Palestina untuk mencari perlindungan di wilayah selatan, tetapi kini setelah mereka memperluas area perang hingga mencakup sasaran di wilayah selatan, hanya ada sedikit tempat yang aman bagi warga sipil untuk berlindung.
Komentar
Posting Komentar