Istana Tak Masalah Kritik dari BEM UGM: Vitamin untuk Tambah Kinerja
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menganggap wajar kritik maupun pujian yang diarahkan oleh warga kepada penyelenggara negara.
Hal ini ia sampaikan merespons BEM UGM yang memasang banner berukuran besar bertuliskan 'Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan' dan bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Spanduk besar ini terpampang di depan kampus UGM, Sleman, DIY.
"Dalam negara demokrasi, yang namanya kritik, yang namanya pujian dan kepercayaan (trust) terhadap penyelenggara negara adalah hal yang wajar," kata Ari kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (9/12).
Ari menjelaskan ada warga yang puas maupun tak puas pada kinerja pemerintah.
Ia kemudian meminta masyarakat untuk mengecek pelbagai hasil lembaga survei yang terkait kinerja Presiden belakangan ini, serta berbagai aktivitas Jokowi yang sering turun ke lapangan.
"Semua input baik pujian ataupun kritik, akan selalu menjadi 'vitamin' untuk meningkatkan kinerja pemerintahan sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," kata Ari.
Bagi Ari, upaya menarik perhatian dengan membangun opini di tengah kontestasi politik juga sah-sah aja.
"Tapi, semua opini itu harus diuji dengan argumentasi, dengan fakta, dengan bukti," kata dia.
Sebelumnya BEM KM UGM memasang banner dengan tinggi sekitar 4 x 3 meter di sebelah utara Bundaran UGM.
Banner itu bertuliskan "BEM KM UGM Presents: Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan. Mr. Joko Widodo". Pada sudut bawah banner tertulis "2014-2024?" dan "1980-1985".
Wajah Jokowi dalam spanduk itu dibuat dengan dua versi pakaian berbeda. Sisi kiri mengenakan jas dan mahkota, sementara sisi kanan memakai caping dan jaket almamater UGM.
Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor menjelaskan banner ini dipasang sebagai bentuk kekecewaan terhadap Jokowi sebagai alumnus UGM yang kini menjadi kepala pemerintahan di RI.
"Ini wujud kekecewaan kita sebagai mahasiswa UGM juga, bahwa sudah hampir dua periode Pak Jokowi memimpin tapi pada kenyataannya masih banyak sekali permasalahan fundamental yang belum terselesaikan. Padahal, beliau punya cukup banyak waktu menyelesaikan masalah-masalah itu," kata Gielbran ditemui di seputaran Bundaran UGM, Jumat (8/12).
Komentar
Posting Komentar