Jasa Sewa Kuda dan Usaha Perhotelan di Bromo Lesu Pada Momen Tahun Baru 2024
Penulis: Zulkiflie | Editor: NF
Probolinggo, Beritasatu.com – Pelaku jasa sewa kuda dan usaha perhotelan yang ada di kawasan objek wisata Gunung Bromo, Jawa Timur belum bisa menikmati manisnya animo peningkatan kunjungan wisatawan, meski telah memasuki momen libur Tahun Baru 2024.
Pemberlakuan pembatasan jarak aman bagi wisatawan, yakni tetap berada di radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo diduga menjadi salah satu faktor wisatawan enggan untuk menyewa jasa kuda di kawasan tersebut.
BERITASATU WA CHANNEL
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Salah seorang penyedia jasa sewa kuda, Adi mengatakan, diberlakukannya pembatasan jarak aman di Gunung Bromo membuat jumlah wisatawan yang menyewa kuda menurun.
Ia mengungkapkan, biasanya pada momen libur Tahun Baru bisa sepuluh kali mengangkut wisatawan dalam sehari, tetapi saat ini hanya tiga kali para pelancong menyewa jasanya.
"Sekarang ini hanya bisa ngangkut wisatawan cuma tiga kali saja. Itu pun hanya wisatawan lokal, harapannya jalur menuju ke atas kembali dibuka," ungkapnya kepada Beritasatu.com, Kamis (28/12/2023).
Hal serupa juga dirasakan pelaku usaha perhotelan yang berada di kawasan objek wisata Gunung Bromo, tepatnya di wilayah Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Meski telah memasuki H-3 jelang pergantian Tahun Baru 2024, tetapi okupansi hotel setempat masih belum memuaskan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaludin mengungkapkan, okupansi hotel masih berada di angka 70 persen. Padahal biasanya, saat mendekati momen pergantian Tahun Baru bisa mencapai 80 persen.
"Hampir semua hotel di Jawa Timur saat ini terdongkrak, dengan adanya Nataru. Namun, itu tidak berlaku di kawasan wisata Bromo. Kalau jumlah wisatawan memang membeludak, namun pelaku usaha hotel belum menikmati karena wisatawan tidak menginap di sini," terangnya.
Naiknya harga sewa jip pada momen Nataru, ditambah penjualan tiket masuk Bromo secara online yang tutup, membuat tingkat hunian hotel di kawasan obyek wisata Gunung Bromo kalah dengan daerah wisata lainnya.
"Saya harap wisatawan bisa menginap di hotel, jadi tidak datang dan langsung pulang kalau ke Bromo," tutur pria yang juga pemilik Hotel Yoschi tersebut.
Lanjut Yoyok menyampaikan, sampai saat ini dari 30 kamar yang tersedia di hotelnya. Masih baru separuhnya saja yang terisi. Padahal jika dibandingkan pada momen Nataru sebelumnya, dari jumlah kamar yang tersedia semuanya terisi penuh.
Komentar
Posting Komentar