Mahfud MD Ajak Mahasiswa Tak Golput: Perkecil Peluang Orang Jahat Jadi Pemimpin- inews

 

Mahfud MD Ajak Mahasiswa Tak Golput: Perkecil Peluang Orang Jahat Jadi Pemimpin Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD ketika mengisi kuliah umum Bela Negara di Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (18/12/2023). (Foto: Felldy Aslya Utama)

PADANG, iNews.id - Menteri Koordinator bidang politik, hukum dan keamanan (Menko Polhukam) sekaligus Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD mengajak mahasiswa untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024 mendatang. Partisipasi mahasiswa dibutuhkan untuk meminimalisasi peluang orang jahat menjadi pemimpin.

Hal itu dikatakan Mahfud ketika mengisi kuliah umum Bela Negara di Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (18/12/2023). Kuliah umum digelar untuk menyambut Hari Peringatan Bela Negara ke-75 RI.

Semula, Mahfud menyampaikan partisipasi dalam Pemilu merupakan wujud bela negara. Sebab, tujuannya untuk memilih pemimpin.

"Pemilu itu adalah untuk memilih pemimpin bersama, bukan mengeliminasi musuh, tapi memilih pemimpin, sehingga lawan politik itu yang kalah bersatu ke yang menang, bahwa 'Oh ini pemimpin kita'," kata Mahfud di ruangan Bung Hatta Convention Hall, Kampus Proklamator I, Padang, Senin (18/12/2023).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu lalu mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilu. Sebab, itu merupakan bentuk tanggung jawab sebagai warga negara.

"Saudara yang mahasiswa semuanya, supaya aktif di dalam pemilu. Ikut, ikut berpartisipasi agar bentuk tanggung jawab saudara sebagai warga negara yang mempunyai tanggungan untuk membangun masa depan bangsa dan saudara sendiri," ujarnya.

Mahfud mengingatkan mahasiswa agar jangan sampai tidak memilih calon hanya karena menilai tidak ada yang bagus. Dia mengajak mahasiswa memilih calon pemimpin yang paling sedikit kejelekannya.

"Jangan, 'Saya enggak ikut pemilu karena enggak ada yang bagus', jangan begitu. Pilih yang terbaik di antara yang kurang baik, pilih yang paling sedikit jeleknya di antara yang sama-sama punya kejelekan," tuturnya.

"Karena bukan untuk memilih orang yang hebat, sempurna, melainkan untuk memperkecil peluang orang jahat menjadi pemimpin," kata dia.

Editor : Rizky Agustian

Follow Berita iNews di Google News

banner-litigasi
Kirimkan pertanyaanmu seputar hukum, Kami siap menjawab dan membantu permasalahanmu.
kirim
Bagikan Artikel:

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya