Tuesday
12Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Home Featured

PPATK Enggan Ikut Campur Urusan Politik soal Laporan Kejanggalan Dana Kampanye - Kompas

2 min read

Table of Content

 

PPATK Enggan Ikut Campur Urusan Politik soal Laporan Kejanggalan Dana Kampanye

Kompas.com - 17/12/2023, 18:50 WIB
Editor

ilustrasi uang. UMP 2024 akan segera ditetapkan.
Lihat Foto
ilustrasi uang. UMP 2024 akan segera ditetapkan. (.)
ilustrasi uang. UMP 2024 akan segera ditetapkan.

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menyatakan tak ikut campur urusan politik terkait laporan transaksi janggal yang diduga untuk membiayai kampanye Pemilu 2024.

Ia menekankan, pihaknya fokus pada upaya untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Kepala Nicolas Maduro Dihargai Rp812 Miliar, Meksiko Bela Presiden Venezuela -  SINDOnews Baca juga Kepala Nicolas Maduro Dihargai Rp812 Miliar, Meksiko Bela Presiden Venezuela - SINDOnews

“Kami tidak masuk substansi politiknya. Kami enggak ke sana,” ujar Ivan pada Kompas.com, Minggu (17/12/2023).

Ivan mengungkapkan, PPATK hanya tak ingin dana dari pelaku kriminal dipakai untuk kebutuhan kampanye.

“Kami hanya melakukan pemantauan terkait potensi pemilu ini dieksploitasi oleh para pelaku kriminal dengan menggunakan dana-dana ilegal dalam mendukung kontestasi,” ucap dia.

Isi Curhat Lucky Prada Dipukul Senior saat Bekerja, sang Kakak: Mungkin Dia Tidak Tahan - Halaman all - TribunpapuabaratBaca juga Isi Curhat Lucky Prada Dipukul Senior saat Bekerja, sang Kakak: Mungkin Dia Tidak Tahan - Halaman all - Tribunpapuabarat

Sebelumnya, PPATK menduga aliran dana dari tambang ilegal dan kejahatan lingkungan lain dipakai untuk mendanai kampanye.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI pun mengaku sudah mendapatkan laporan dari PPATK.

Komisioner KPU Idham Holik mengatakan, dalam laporan PPATK, diduga ada transaksi janggal masuk ke rekening bendahara partai politik (parpol) sejak April-Oktober 2024.

Namun, Ivan menampik aliran dana mencurigakan hanya sampai pada salah satu parpol.

“Iya, (mengalir) banyak parpol. Karena kan, kami lakukan kajian semua,” imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Komentar
Additional JS