Prasasti Keben Lamongan Ternyata Sudah Tercatat Sejak Zaman Belanda - detik - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Prasasti Keben Lamongan Ternyata Sudah Tercatat Sejak Zaman Belanda - detik

Share This
Responsive Ads Here

 Prasasti Keben Lamongan Ternyata Sudah Tercatat Sejak Zaman Belanda

www.detik.com
Lamongan -

Keberadaan prasasti Keben sudah pernah tercatat pada masa kolonial Hindia Belanda. Catatan pertama diketahui pada tahun 1891 Belanda dan catatan kedua pada tahun 1907. Catatan Belanda tersebut juga sudah menyebut nama Prasasti Keben tersebut.

Pemerhati Budaya Lamongan, Supriyo menuturka, kondisi Prasasti Keben memang sudah tidak lengkap dan pecah menjadi beberapa bagian di mana bagian atas prasasti pun sudah tidak diketahui lagi keberadaannya. Ukuran sementara yang berhasil ia dapatkan dari lokasi temuan, ungkap Priyo, adalah prasasti tersebut memiliki lebar atas sekitar 106 cm, lebar bawah 91 cm dengan ketebalan batu 14 cm.

"Tinggi Prasasti saat ini yang bisa diketahui adalah 91 cm, namun tidak menutup kemungkinan tinggi ini akan bisa bertambah karena ada sebagian yang masih terpendam tanah," kata Supriyo, Selasa (12/12/2023).

Dari studi literatur yang ia dapatkan, ungkap Priyo, prasasti Keben ini sebenarnya sudah masuk dalam catatan semasa penjajahan Belanda. Bahkan, dari penelusuran Priyo, Prasasti Keben ini 2 kali tercatat, yaitu pada tahun 1891 dan tahun 1907. Jenis prasasti yang ada di Desa Keben, Kecamatan Turi inipun adalah prasasti sima atau prasasti penetapan suatu daerah menjadi tanah sima atau tanah perdikan.

"Dalam register yang dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda, prasasti ini dikenal dengan nama Prasasti Keben, sesuai nama lokasi dimana prasasti tersebut ditemukan," jelasnya.

Kondisi prasasti sendiri, menurut Priyo, sudah banyak yang retak dan ada retakan yang sudah terjadi sejak lama, yaitu sejak ditemukan pertama kali oleh Belanda. Dari data Belanda, lanjut Priyo, bentuk prasasti Keben ini bagian atasnya agak melingkar atau kurawal namun saat ini bagian atas prasasti tersebut sudah tidak ada.

"Secara umum saya menduga prasasti Keben ini adalah prasasti Sima yang sebagian memuat aturan perdagangan," paparnya.

Priyo menduga prasasti ini dimungkinkan berasal dari masa Airlangga sesuai pembacaan sementara yang ia dapat di lokasi dengan aksara huruf jawa kuno. Terkait isi dari Prasasti Keben ini, Supriyo mengaku jika sampai hari ini memang belum ada pembacaan terhadap prasasti ini.

"Aksara dalam prasasti ini pun berbeda. Keunikan prasasti ini karena bagian depan prasasti ditulis dengan sistem timbul atau kuadrat sementara pada bagian belakang ditulis dengan sistem cekung. Sangat jarang ada prasasti seperti prasasti keben ini karena aksaranya yang kuadrat," jelasnya.

Mengapa meyakini ini adalah prasasti sima? Priyo menyebut dari pembacaan sementara di lokasi dapat diketahui ada beberapa aksara di prasasti yang masih bisa terbaca jelas. Beberapa aksara tersebut diantaranya adalah kata Haluwarak berkaitan dengan profesi, misra paramisra kewenangan hak dan kewajiban dan kata sri paduka maha.

"Bagian depan prasasti, aksara yang terlihat ada sekitar 17-18 baris, sementara pada bagian belakang terlihat aksaranya tapi gak jelas jumlah baris, hanya sekitar 4-5 baris yang terlihat," beber Priyo.



Simak Video "Pemotor di Lamongan Diamuk Saat Hadang Bus Lawan Arah"

(abq/iwd)
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages