Pilihan

Taktik Hamas Dinilai Makin Canggih hingga Israel Minta Maaf ke Lebanon - CNN Indonesia

Taktik Hamas Dinilai Makin Canggih hingga Israel Minta Maaf ke Lebanon

tim | CNN Indonesia
Kamis, 07 Des 2023 07:10 WIB
Berikut berita 24 jam terakhir yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini.
Kilas Internasional pagi ini. (AFP/SAID KHATIB)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok Hamas dinilai pengamat militer memiliki taktik yang semakin canggih menghadapi agresi Israel.

Kabar lainnya adalah pernyataan langka dari Israel yang minta maaf usai tak sengaja menewaskan tentara Lebanon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut berita 24 jam terakhir yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini:

Taktik Gila Hamas Ladeni Agresi Israel di Gaza, Disebut Makin Canggih

Milisi Hamas Palestina disebut menggunakan taktik yang lebih canggih selama dua bulan melawan agresi Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober.

Lembaga think tank berbasis di Washington D.C, Institute for the Study of War (ISW), memaparkan Hamas dan milisi sekutunya di Gaza terus menerapkan taktik yang lebih canggih untuk melawan Israel terutama sejak gencatan senjata berakhir dan perang memasuki fase baru.

ISW menganalisis bahwa milisi Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka. Menurut lembaga itu, strategi ini konsisten dengan "strategi pembersihan" atau clearing operations.

Sekjen PBB Peringatkan Ancaman Keamanan Global Imbas Gempuran di Gaza

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan potensi ketertiban umum "bisa segera rusak sepenuhnya di Gaza" menyusul agresi militer yang masih terjadi di sana sejak 7 Oktober.

Peringatan yang jarang diberikan itu disampaikan Guterres melalui surat kepada Dewan Keamanan PBB pada Rabu (6/12), seperti diberitakan AFP.

Surat itu mengacu pada Pasal 99 Piagam PBB yang menyatakan "Sekretaris Jenderal PBB dapat menyampaikan kepada Dewan Keamanan setiap masalah yang menurut pandangannya bisa mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional."

"Di tengah pemboman terus-menerus yang dilakukan tentara Israel (IDF), dan tanpa tempat berlindung atau hal-hal penting untuk bertahan hidup, saya memperkirakan ketertiban umum akan segera rusak karena kondisi yang menyedihkan ini," tulis Guterres.

"Sehingga bantuan kemanusiaan yang terbatas sekalipun tidak mungkin dilakukan," katanya.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek