Jakarta, CNN Indonesia --
Lebanon masa bodoh dengan permintaan maaf Israel usai menewaskan tentara militer Beirut pada serangan di dekat perbatasan, Senin (4/12).
Lebanon tetap mengajukan komplain atas aksi Israel itu ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Israel membombardir area perumahan di Kota Mays Al Jabal Lebanon yang menewaskan satu tentara negaranya dan menyebabkan dua lainnya luka-luka.
Kota Mays Al Jabal berubah seperti medan pertempuran lantaran hantaman rudal-rudal Israel selama empat jam pada malam hari.
Guncangan dahsyat akibat bombardir Israel itu juga dirasakan di Rumah Sakit Mays Al Jabal, tak jauh dari area yang dibombardir Lebanon, seperti dikutip dari Arab News.
Pasukan Israel lagi-lagi menggunakan artileri dan bom fosfor putih yang dikategorikan sebagai bahan terlarang dalam hukum internasional.
Israel berdalih serangan itu sebagai balasan atas aksi serangan kelompok Hizbullah di Lebanon ke wilayah Israel.
Hizbullah pun kembali melakukan serangan roket sebanyak 14 kali atas serangan udara Israel yang menewaskan satu tentara Lebanon di pusat militer Al Disa.
Kementerian Luar Negeri Prancis sampai buka suara pada Rabu (6/12) atas serangan Israel yang menewaskan satu tentara Lebanon dan melukai dua lainnya. Kemlu Prancis menekankan "keharusan semua pihak untuk menahan diri secara maksimal demi mencegah pecahnya konflik kawasan."
Pelaksana tugas Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Said, kemudian mengatakan "telah menginstruksikan delegasi Lebanon ke PBB untuk mengajukan komplain ke Dewan Keamanan merespons serangan Israel yang menyasar ke militer Lebanon dan menyebabkan gugurnya satu tentara dan melukai dua lainnya." |
"Israel secara aktif melanggar kedaulatan Lebanon dan menyerangnya di darat, laut, dan udara yang menahan diri untuk tidak menerapkan resolusi internasional, terutama Resolusi 425," demikian pernyataan lanjutan Bou Said.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Komentar
Posting Komentar