Warga Surabaya Ditemukan Tewas di Pondok Gus Samsudin Blitar
Seorang pasien asal Surabaya ditemukan meninggal dunia di Pondok Nuswantoro milik Samsudin Jadab alias Gus Samsudin, di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Kasi Humas Polres Blitar Iptu Udiyono, mengatakan pasien berinisial S (59), warga Tambak Asri Melati, Morokrembang, Krembangan, Kota Surabaya ditemukan tak bernyawa di toilet umum Pondok Nuswantoro, pada Senin 11 Desember.
Udiyono menyebut S yang menderita penyakit darah tinggi, kolesterol dan sesak nafas ini awalnya berpamitan ke keluarganya untuk berobat ke pondok Gus Samsudin di Blitar pada Sabtu 9 Desember.
"Senin sekitar jam 16.00 WIB keluarga korban datang ke Pondok Nuswantoro. Selanjutnya menanyakan perihal keberadaan korban yang tidak pulang sejak hari Sabtu yang sebelumnya berpamitan akan pergi ke Pondok Nuswantoro untuk berobat," kata Udiyono saat dikonfirmasi, Jumat (15/12).
Setelah dicek di buku tamu, kata Udiyono, korban tiba di Pondok Kuswantoro milik Gus Samsudin pada 9 Desember pukul 15.51 WIB. Keluarga kemudian melapor ke Polsek Lobar bahwa S terakhir kali berada di Pondok Nuswantoro.
Kemudian sekira jam 18.00 WIB saksi dan pihak kepolisian datang ke lokasi untuk memeriksa CCTV.
"Diketahui bahwa Sabtu (9/12), sekitar jam 20.44 WIB korban melaksanakan terapi di pondok dan setelah selesai, terlihat dalam CCTV korban masuk ke dalam kamar mandi umum dan tidak kunjung keluar," ucapnya.
Selanjutnya, kata Udiyono, diintip dari celah ventilasi, didapati ada jenazah yang tergeletak di kamar mandi. Pintu pun dibuka paksa. Jasad S dan barang-barang korban berupa kalung emas, anting emas, handphone serta dompet ditemukan masih utuh.
Petugas Polsek Lobar beserta Tim Inafis Polres Blitar mengevakuasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tim kesehatan Puskesmas Kademangan melakukan pemeriksaan medis. Hasilnya tak ada bekas luka atau kekerasan pada jenazah.
"Tidak ada bekas luka ataupun benda tumpul, bagian tubuh yang lainya dalam keadaan utuh, tidak ditemukan luka maupun tanda-tanda kekerasan lainnya. Jenazah korban telah kaku yang belum ada tanda-tanda pembusukan mayat, diduga korban meninggal karena sakit darah tinggi, kolesterol, sesak nafas," ucapya.
Atas kejadian tersebut, kata Udiyono, keluarga S menyatakan menerima dan meminta untuk tidak dilakukan autopsi jenazah. Mereka juga membuat surat pernyataan tidak akan menuntut pidana maupun perdata kepada pihak manapun.
Komentar
Posting Komentar