Pilihan

Andika Perkasa Geram Oknum TNI Main Pukul Soal Knalpot Brong, Warga: Suaranya Berisik Sekali - WARTAKOTALIVE

 Andika Perkasa Geram Oknum TNI Main Pukul Soal Knalpot Brong, Warga: Suaranya Berisik Sekali

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Peristiwa pemukulan oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mhfud di Boyolli, Jawa Tengah, berbuntut panjang.

Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa, terpaksa turun tangan minta hal tersebut diusut tuntas.

Menurut Andika, apa yang disampaikan Dandim Boyolali, Letkol (Inf) Wiweko Wulang Widodo, tidak benar.


Andika mengaku pihaknya mendapat keterangan berbeda usai menemui korban penganiayaan.

Pria yang pernah menjabat sebagai panglima TNI itu menyatakan bahwa motif penganiayaan bukan salah paham karena relawan menggunakan knalpot brong.

Andika menyebut personel TNI langsung menggebuki relawan dan tidak ada unsur kesalahpahaman sebagaimana disebut Komandan Kodim 0724/Boyolali Letkol (Inf) Wiweko Wulang Widodo.

"Begitu dilihat videonya, dan setelah ada penjelasan dari korban, minimal dari dua orang, yaitu Slamet Andono dengan Arief Ramadhani, ternyata mengonfirmasi apa yang terlihat di video,” kata Andika dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/1/2024).

Baca juga: Knalpot Brong Memicu Amarah Oknum TNI pada Relawan Ganjar-Mahfud, Dandim Boyolali: Kami Netral kok!

“Jadi bukan seperti statement yang dinyatakan komandan Kodim Boyolali,” ujarnya.

Andika menambahkan, pihaknya tengah mengeksplorasi pasal-pasal dakwaan untuk menjerat para pelaku.

Ia menyebut para pelaku bisa turut didakwa pasal perampasan kemerdekaan, sehingga dakwaan hukuman total bisa mencapai 9 tahun.

Andika Perkasa menegaskan bahwa tentara tidak berwenang menindak langsung jika merasa terganggu dengan knalpot relawan.

Ia menyebut para tentara harusnya melapor ke polisi jika merasa terganggu.

Baca juga: Andika Perkasa Buka Borok Pilpres 2019, Sekelas KSAD Ditekan Ikut Memenangkan Capres Tertentu

Ketua TPN Ganjar-Mahfud Arsjad Rasjid menegaskan, pihaknya berkomitmen memberi bantuan hukum kepada tujuh relawan yang dianiaya anggota TNI.

"Mas Ganjar, Prof. Mahfud, dan kami TPN berdiri bersama korban dan keluarga mereka. TPN sudah bergerak dan akan terus memberi dukungan, memberikan bantuan hukum sampai kasus ini tuntas," kata Arsjad.

Sebelumnya, Kodim Boyolali menyampaikan bahwa 15 tentara diperiksa sehubungan penganiayaan tujuh relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.

Dandim 0724/Boyolali Letkol (Inf) Wiweko Wulang Widodo menyebut para tersangka berasal dari Batalyon Infanteri 408/Suhbrastha.

Baca juga: Jenguk Dua Relawan Korban Penganiayaan Oknum TNI di Boyolali, Ganjar Minta Jangan Main Hakim Sendiri

Versi Warga

Sementara itu, berdasarkan ulasan TribunSolo.com, warga di sekitar Jalan Perintis Kemedekaan, Boyolali, yang menyaksikan peristiwa tersebut, mengatakan kampanye kubu Ganjar-Mahfud itu sangat mengganggu.

Karena mereka menggunakan sepeda motor berknalpot brong.

Peristiwa berawal saat pengendara sepeda motor dengan knalpot brong memprovokasi suasana dengan memainkan gas sepeda motornya.

Mendengar suara bising, oknum TNI langsung menghentikan dan menegurnya.

Kemudian terjadi cekcok hingga berujung terjadinya dugaan penganiayaan.

Sejumlah warga mengeluhkan konvoi knalpot brong yang dinilai mengganggu.

Oknum TNI sedang menganiaya relawan Ganjar-Mahfud yang melintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Sabtu (30/12/2023). Para relawan diduga arogan menggeber-geber motor berknalpot brong saat melintas, sehingga memicu amarah oknum TNI.
Oknum TNI sedang menganiaya relawan Ganjar-Mahfud yang melintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Sabtu (30/12/2023). Para relawan diduga arogan menggeber-geber motor berknalpot brong saat melintas, sehingga memicu amarah oknum TNI. (tribunnews.com)

"Suaranya itu memekakkan telinga. Konvoinya pakai sepeda motor di jalan raya. Kenapa tidak ada yang memperingatkan, padahal itu jalan raya," kata warga Siswodipuran Boyolali, Yani (35), Senin (1/1/2024).

Rumah Yani berada tak jauh dari Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali atau lokasi para pengendara motor diduga dianiaya oknum prajurit di depan markas Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrastha.

Yani mengaku resah, karena ketenangannya bersama keluarga terganggu konvoi motor knalpot bising saat kampanye.

Saat insiden itu terjadi, ia bersama keluarga sedang berada di rumah yang tak jauh dari jalan raya.

"Ya resah. Kan sangat memekakan telinga. Kami berharap tak terjadi lagi," harapnya.

Warga lain, Lilik (50) lebih sepakat kampanye dilakukan secara santun.

Pasalnya masyarakat di era milenial dan gen Z sekarang justru tertarik dengan gagasan dan ide para calon daripada omong kosong apalagi konvoi sepeda motor massa pendukungnya.

"Kok masih ya menarik perhatian pakai konvoi motor knalpot brong. Enggak zamannya lagi. Ayo adu gagasan dan kreativitas. Beri bukti bukan janji," imbuhnya.

Tanggapan Bawaslu

Sementara itu Bawaslu Kabupaten Boyolali menyesalkan insiden penganiayaan yang menimpa rombongan kampanye pendukung Ganjar Prabowo-Mahfud MD.

Bawaslu mengimbau semua tim pemenangan capres cawapres maupun peserta pemilu lainnya menaati ketertiban umum saat kampanye terbuka.

"Berkampanye dengan konvoi naik motor knalpot brong atau bising masuk pada larangan mengganggu ketertiban umum pada pasal 280 UU 7 tahun 2017 tentang Pemilu," kata Ketua KPU Boyolali, Widodo Partono, melalui keterangan tertulis, Senin.

Ia berharap ke depan semua tim kampanye peserta pemilu 2024 hingga pendukungnya, untuk tidak melanggar ketertiban umum.

Kampanye yang telah diberi izin, seharusnya dilaksanakam di lokasi tersebut sesuai jadwal, durasi dan taat regulasi.

"Bersama sama menciptakan suasa pemilu yang nyaman, aman, serta damai," katanya.

Terkait pelanggaran lalu lintas lantaran memakai knalpot brong sepeda motor di jalan raya, ia menyerahkan penanganannya ke kepolisian.

Ganjar dan Istri Jenguk Korban

Sementara itu , calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menjenguk para relawannya yang menjadi korban penganiayaan tersebut pada Minggu (31/12/2023).

Saat tiba di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Ganjar mengatakan, dari tujuh orang korban, masih ada dua orang yang dirawat, yakni Slamet Andono dan Arif Diva Ramandhani.

“Satu tadi, saya tidak sempat ngomong karena masih tidur. Karena situasinya masing bengkak-bengkak. Yang satu sudah bisa diajak bicara."

"Hasil pemeriksaan dokter membaik, bagus, tidak ada geger otak. Tulangnya bagus. Terus kemudian otaknya juga bagus, hanya memar-memar saja. Satu patah gigi. Itu kondisinya,” ungkap Ganjar, Minggu malam.

Ganjar juga tampak ditemani sang istri, Siti Atikoh saat menjenguk relawannya itu.

Siti Atikoh bahkan terlihat menangis lantaran tak kuasa melihat kondisi para relawan.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek