Apa yang Memicu Penyerbuan, Penyanderaan dan Kekerasan di Ekuador? - detik

 

Apa yang Memicu Penyerbuan, Penyanderaan dan Kekerasan di Ekuador?

BBC Indonesia - detikNews
Jumat, 12 Jan 2024 08:57 WIB
Situasi mencekam akibat kekerasan oleh geng narkoba bersenjata di Ekuador (BBC)
Jakarta -

Ekuador tenggelam dalam "konflik bersenjata internal", kata Presiden Daniel Noboa, Selasa (09/01).

Presiden Noboa memerintahkan militer untuk memulihkan keamanan di jalan-jalan negara itu setelah orang-orang bersenjata menyerbu sebuah studio stasiun televisi TC di Guayaquil, kota terbesar dan pusat ekonomi negara itu, serta menyandera para staf selama siaran langsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada juga serangan kelompok bersenjata ke universitas dan lembaga publik lainnya, serta penjarahan di ibu kota Quito.

Peristiwa ini terjadi setelah presiden mengumumkan keadaan darurat pada Senin (08/01), kala insiden serius berlangsung di enam penjara dengan penculikan anggota polisi dan kaburnya pentolan dua geng kriminal besar.

Berikut ini adalah tiga poin penting yang membantu menjelaskan krisis kekerasan dan ketidakamanan yang dialami Ekuador saat ini.

1. 'Fito' dan kekuatan mafia

Ekuador sedang mengalami krisis keamanan yang semakin parah, terutama dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2023, negara ini memecahkan rekor sejarah pembunuhan dengan 7.878 kasus dan hanya 548 kasus yang terpecahkan.

Negara ini telah menjadi pusat regional yang penting untuk penyimpanan, pemrosesan, dan distribusi obat-obatan terlarang yang telah memperkuat lebih dari 20 geng kriminal yang menjalankan operasi ini.

Para penghuni penjara Turi di Cuenca masih menyandera beberapa penjaga, setelah kerusuhan yang terjadi pada hari Senin.

Getty ImagesPara penghuni penjara Turi di Cuenca masih menyandera beberapa penjaga, setelah kerusuhan yang terjadi pada hari Senin.

Geng-geng ini, yang pusat komando dan operasi utamanya di dalam penjara, terkait dengan kartel narkoba besar di Meksiko serta Kolombia.

Beberapa yang paling terkenal adalah Choneros, Lobos, Lagartos atau Tiguerones, dan mereka bertanggung jawab atas aksi kekerasan ekstrem, baik dalam konflik internal atau melawan pemerintah, institusi atau masyarakat di Ekuador.

Pada Agustus tahun lalu, calon presiden Fernando Villavicencio dibunuh oleh pembunuh bayaran. Kejahatan ini masih diselidiki, namun banyak pengamat menghubungkannya dengan kebangkitan geng-geng tersebut.

"Kejahatan ini dan kejahatan-kejahatan lainnya dimaksudkan untuk memberi syarat pada penguasa dan menunjukkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir sebagian besar geng telah memegang kendali di negara ini," jelas pakar politik Ekuador, Andres Chiriboga kepada BBC.

Pada bulan Agustus, calon presiden Fernando Villavicencio ditembak oleh pembunuh bayaran.

Getty ImagesPada bulan Agustus, calon presiden Fernando Villavicencio ditembak oleh pembunuh bayaran.

Selain itu, terdapat permasalahan bahwa berkat uang dari narkoba, geng-geng ini ada di mana-mana dan jaringan mereka telah meluas ke setiap sudut masyarakat Ekuador. Termasuk institusi negara itu sendiri melalui korupsi.

"Faktor penting adalah penetrasi mereka di berbagai bidang, tidak hanya di kalangan masyarakat tapi juga di kepolisian dan angkatan bersenjata," sambungnya.

Inilah satu-satunya cara untuk menjelaskan kaburnya pemimpin mereka dari penjara, seperti Adolfo Macas, alias "Fito" pada akhir pekan lalu.

Baca juga:

Ketua geng Los Choneros itu telah menjalani hukuman 34 tahun penjara sejak 2011 karena kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba dan pembunuhan ketika dia menghilang dari penjara.

Saat "Fito" kabur, kerusuhan serius dilaporkan terjadi di setidaknya enam penjara di Ekuador, dengan laporan bahwa beberapa penjaga telah disandera oleh para tahanan.

Sementara pentolan mafia yang mengambil kesempatan untuk melarikan diri yakni Fabricio Coln Pico, alias "El Savage" pemimpin Los Lobos.

Peristiwa ini membuat pemerintahan Presiden Daniel Noboa menetapkan keadaan darurat selama 60 hari.

2. Reaksi terhadap Presiden Noboa

Salah satu fokus terpenting dari kampanye Presidenan Noboa adalah keamanan.

Getty ImagesSalah satu fokus terpenting dari kampanye Presidenan Noboa adalah keamanan.

Daniel Noboa mulai berkuasa pada 23 November, sehingga baru menjabat selama satu setengah bulan.

Gagasannya yang paling relevan, yang membuatnya mendapat dukungan mayoritas warga Ekuador dalam pemungutan suara, berfokus pada perekonomian dan yang terpenting keamanan.

Meskipun dia menampilkan dirinya sebagai politisi moderat, jauh dari pendekatan kekerasan seperti Nayib Bukele di El Savador, ia merumuskan langkah-langkah yang bertujuan melemahkan geng-geng kriminal.

Dia berjanji mendorong reformasi besar-besaran di penjara, dengan sistem yang memungkinkan narapidana yang paling kejam dan berbahaya diisolasi.

Usulan terbarunya, yang baru-baru ini coba disederhanakan, membangun penjara terapung di kapal tongkang untuk menahan penjahat berbahaya agar menjauh dari daratan -demi mencegah mereka beroperasi dari dalam penjara.

Presiden Noboa juga ingin mengkriminalisasi pengguna narkoba skala kecil, menciptakan sistem juri untuk kejahatan berat, serta berinvestasi untuk kemajuan teknologi seperti drone juga radar supaya menetralisir kejahatan terorganisir di jalan raya dan wilayah perbatasan.

Setelah Presiden Noboa mengumumkan keadaan darurat, pasukan keamanan melakukan intervensi di berbagai penjara di negara tersebut.

EPASetelah Presiden Noboa mengumumkan keadaan darurat, pasukan keamanan melakukan intervensi di berbagai penjara di negara tersebut.

Untuk menguatkan gagasan anti-kejahatannya itu, Noboa pada pekan lalu menyatakan niatnya mengadakan referendum bagi para pemilih untuk melegitimasi penerapan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat.

Bagi sejumlah pengamat, niat dan usulan Noboa merupakan pemicu utama dari aksi geng-geng tersebut.

"Mafia yang terkait dengan perdagangan narkoba bereaksi untuk menunjukkan bahwa mereka mampu mengepung demokrasi," ujar Chiriboga.

Pakar ilmu politik ini percaya keputusan keadaan darurat baru-baru ini yang diterapkan oleh presiden usai kaburnya "Fito" dan kerusuhan selanjutnya juga turut andil memicu aksi geng-geng ini dengan mengambilalih sebuah studio stasiun televisi.

"Keputusannya tampaknya mendorong perang yang dilancarkan kelompok mafia," katanya.

Dia juga berpendapat bahwa "Noboa bereaksi tanpa inovasi besar, sangat mirip dengan mantan presiden Guillermo Lasso dan Lenn Moreno, yang mencoba menunjukkan kekuatan; dan reaksi dari kelompok-kelompok ini adalah: 'tunggu saja, kamilah yang bertanggung jawab dan kami akan menunjukkan ini kepada Anda.'"

3. Pengendalian perdagangan narkoba

Departemen Luar Negeri AS memperkirakan pada 2019 sepertiga kokain Kolombia melewati Ekuador sebelum menuju ke Amerika Utara dan Eropa.

Dalam beberapa tahun terakhir, keunggulan negara yang berbatasan dengan Kolombia dan Peru (keduanya produsen penting) di pasar internasional untuk obat-obatan terlarang ini semakin meningkat.

Hal itu ditunjukkan dengan semakin besarnya jumlah narkotika yang disita, semakin banyaknya penemuan di laboratorium, dan terutama dengan meningkatnya kekerasan secara eksponensial.

Penjara dikendalikan oleh geng kartel narkoba, seperti Choneros, yang dipimpin oleh

Getty ImagesPenjara dikendalikan oleh geng kartel narkoba, seperti Choneros, yang dipimpin oleh "Fito".

Geng-geng kriminal yang semakin kuat, di antaranya Lobos, Choneros dan Tiguerones mempunyai hubungan dengan kartel penyelundup narkoba.

Kelompok kriminal di Ekuador biasanya beroperasi secara terfragmentasi, bertindak sebagai subkontraktor organisasi kriminal asing, menurut situs InsightCrime.

Setelah demobilisasi Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) sebagai hasil perjanjian damai dengan pemerintah Kolombia, Ekuador semakin menonjol di pasar obat internasional.

Kelompok pemberontak FARC dan organisasi lain yang terkait dengan perdagangan narkoba memimpin desentralisasi rantai produksi dan distribusi kokain, dan hal ini membawa kelompok mafia dari Ekuador ke dalam bisnis tersebut.

Kelompok-kelompok ini, yang beroperasi terutama di perbatasan dengan Ekuador, di departemen Nario dan Putumayo di Kolombia, bersekutu dengan kartel Meksiko dan organisasi Eropa lainnya terutama dari Balkan Barat yang mempertahankan kehadirannya di wilayah tersebut.

Dengan cara ini, partisipasi berbagai organisasi kriminal dari pelbagai negara menciptakan semacam sengketa wilayah dan peningkatan kekerasan di Ekuador, menurut para ahli.

Di antara organisasi-organsiasi ini, dua kartel Meksiko juga menonjol: kartel Sinaloa yang diyakini memulai operasi rahasia di Ekuador sekitar tahun 2003 dengan pengiriman utusan, dan Kartel Generasi Baru Jalisco (CJNG).

Geng Choneros secara historis bekerja sama dengan kartel Sinaloa, sedangkan Lobo, Lagartos, dan Tiguerones bersekutu dengan CJNG.




(haf/haf)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya