Datangi Markas PBB, Rabi Yahudi Desak Joe Biden Berhenti Menghalangi Gencatan Senjata di Gaza

New York, Beritasatu.com – Puluhan ahli Taurat atau rabi Yahudi di AS mendatangi markas PBB yang bertepatan dengan pertemuan Majelis Umum, pada Selasa (9/1/2024) waktu setempat. Mereka datang menyampaikan tuntutan mendesak Presiden AS Joe Biden menghentikan tindakannya di Dewan Keamanan (DK) PBB menghalang-halangi terciptanya gencatan senjata di Gaza.
Aksi ini diorganisasi oleh empat kelompok, yakni Rabbis 4, Yahudi untuk Keadilan Rasial dan Ekonomi, Suara Yahudi untuk Perdamaian, dan IfNotNow.
Sebanyak 36 rabi yang datang dari beberapa negara bagian AS, bernyanyi, berdoa, membacakan pidato Deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB dan menggelar upacara peringatan. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Biden: Dunia Mengatakan Gencatan Senjata”, serta meminta presiden AS itu untuk berhenti memveto perdamaian.
Rabi Alissa Wise, pendiri Rabbis 4 mengatakan, mereka menyaksikan dengan ngeri ketika pemerintah AS memblokir upaya untuk menghentikan pengeboman Israel dan membiarkan terjadinya kelaparan di Gaza.
“Kami tahu tidak ada solusi militer terhadap kekerasan ini. Kami berdoa di sini karena PBB adalah tempat terjadinya tindakan diplomatis dan bermakna untuk menghentikan kekerasan, dan karena doa adalah cara kita, sebagai para rabi, mengetahui bagaimana mengekspresikan ketakutan, impian, harapan dan keputusasaan kita,” ujarnya.
Rabi Abby Stein, anggota Yahudi untuk Keadilan Rasial dan Ekonomi, mengatakan PBB dibentuk setelah Perang Dunia Kedua dan Holocaust Nazi yang menargetkan orang-orang Yahudi, dengan tujuan untuk memastikan bahwa kekejaman seperti itu tidak akan terjadi lagi.
“Saya di sini sebagai seorang Yahudi, sebagai seorang rabi yang ditahbiskan, sebagai cucu dari tiga orang yang selamat dari Holocaust, untuk mendesak PBB agar menindaklanjuti misi mulia ini,” katanya.
Pertemuan Majelis Umum PBB Selasa waktu AS dilakukan, setelah Amerika memveto usulan Rusia untuk mengubah resolusi Dewan Keamanan yang mencakup seruan gencatan senjata di Gaza.
Pada 22 Desember 2023 lalu, DK PBB mengadopsi sebuah resolusi, yang dirancang oleh UEA, yang menyerukan peningkatan bantuan ke Jalur Gaza, termasuk langkah-langkah mendesak termasuk akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan, dan diperluas ke wilayah tersebut.
AS memilih abstain dalam pemungutan suara di antara 15 anggota dewan tetapi tidak menggunakan hak vetonya sehingga resolusi tersebut diadopsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar