Jelang debat ke-3, Panelis: capres gali isu pertahanan-diplomasi
4 Januari 2024 10:31 WIB
Jakarta (ANTARA) - Panelis debat ketiga sekaligus Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjadjaran R. Widya Setiabudi Sumadinata berharap calon presiden dapat menjelaskan strategi mereka dalam membangun postur pertahanan negara yang disegani.
"Terkait isu mungkin bagaimana strategi para kandidat membangun postur pertahanan negara yang disegani, di mana bisa mendeter (mencegah) ancaman," ujar Widya saat dihubungi ANTARA, Rabu (3/1) malam.
Hal ini, menurut dia, ada kendala pengeluaran, karena keterbatasan anggaran Kementerian Pertahanan, sehingga para capres diharapkan dapat menjelaskan terkait pembangunan postur negara di tengah keterbatasan anggaran.
Baca juga: Jelang debat capres kedua, KPU umumkan 11 nama panelis
Baca juga: KPU: Debat capres kedua akan digelar di Istora Senayan
Kemudian, saat disinggung mengenai pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas yang masih dilakukan hingga saat ini. Padahal, Presiden Jokowi pernah berpesan agar Indonesia tak lagi membeli alutsista bekas, Widya mengatakan ihwal itu akan menjadi perhatian panelis.
"Pembelian alutsista (bekas) akan menjadi perhatian kami," katanya.
Kemudian, dari sisi hubungan internasional, Widya ingin para capres dapat menjelaskan cara agar Indonesia bisa unggul dalam diplomasi internasional.
Sebab, kata dia, Indonesia sering ditekan oleh negara-negara besar. Dia mencontohkan kasus Uni Eropa yang menggugat Indonesia melalui World Trade Organization (WTO) terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel.
Baca juga: ISSES ingatkan capres pentingnya penguatan pertahanan jangka panjang
Baca juga: Pengamat: Capres perlu jabarkan komitmen kesejahteraan TNI-Polri
Adapun Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berharap agar presiden selanjutnya tak takut terhadap ancaman dari negara lain, terutama soal hilirisasi mineral, sehingga hilirisasi yang diperjuangkan bisa membuahkan hasil maksimal.
Widya mengatakan posisi Indonesia di antara persaingan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China juga harus diperdalam. Namun, dia mengaku bahwa isu globalisasi dan politik luar negeri belum didiskusikan dengan panelis lain.
"Politik luar negeri sepertinya akan kami perdalam," ucap Widya.
Baca juga: Angkatan Siber perlu jadi bahan debat ketiga capres
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan menggelar debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1), dengan mengangkat tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
Sebelumnya, KPU RI pada hari Senin, 13 November 2023, menetapkan tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta pemilu presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2024.
Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 pada hari Selasa, 14 November 2023, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
"Terkait isu mungkin bagaimana strategi para kandidat membangun postur pertahanan negara yang disegani, di mana bisa mendeter (mencegah) ancaman," ujar Widya saat dihubungi ANTARA, Rabu (3/1) malam.
Hal ini, menurut dia, ada kendala pengeluaran, karena keterbatasan anggaran Kementerian Pertahanan, sehingga para capres diharapkan dapat menjelaskan terkait pembangunan postur negara di tengah keterbatasan anggaran.
Baca juga: Jelang debat capres kedua, KPU umumkan 11 nama panelis
Baca juga: KPU: Debat capres kedua akan digelar di Istora Senayan
Kemudian, saat disinggung mengenai pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas yang masih dilakukan hingga saat ini. Padahal, Presiden Jokowi pernah berpesan agar Indonesia tak lagi membeli alutsista bekas, Widya mengatakan ihwal itu akan menjadi perhatian panelis.
"Pembelian alutsista (bekas) akan menjadi perhatian kami," katanya.
Kemudian, dari sisi hubungan internasional, Widya ingin para capres dapat menjelaskan cara agar Indonesia bisa unggul dalam diplomasi internasional.
Sebab, kata dia, Indonesia sering ditekan oleh negara-negara besar. Dia mencontohkan kasus Uni Eropa yang menggugat Indonesia melalui World Trade Organization (WTO) terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel.
Baca juga: ISSES ingatkan capres pentingnya penguatan pertahanan jangka panjang
Baca juga: Pengamat: Capres perlu jabarkan komitmen kesejahteraan TNI-Polri
Adapun Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berharap agar presiden selanjutnya tak takut terhadap ancaman dari negara lain, terutama soal hilirisasi mineral, sehingga hilirisasi yang diperjuangkan bisa membuahkan hasil maksimal.
Widya mengatakan posisi Indonesia di antara persaingan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China juga harus diperdalam. Namun, dia mengaku bahwa isu globalisasi dan politik luar negeri belum didiskusikan dengan panelis lain.
"Politik luar negeri sepertinya akan kami perdalam," ucap Widya.
Baca juga: Angkatan Siber perlu jadi bahan debat ketiga capres
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan menggelar debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1), dengan mengangkat tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
Sebelumnya, KPU RI pada hari Senin, 13 November 2023, menetapkan tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta pemilu presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2024.
Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 pada hari Selasa, 14 November 2023, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela/Rio Feisal
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024
Tags:
Komentar
Posting Komentar