Sindikat Curanmor yang Tampung Ratusan Kendaraan di Markas TNI Sidoarjo Saling Kenal Sejak 2022 - Jawa Pos

 

Sindikat Curanmor yang Tampung Ratusan Kendaraan di Markas TNI Sidoarjo Saling Kenal Sejak 2022

Jan. 11th, 2024

JawaPos.com - Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengungkap awal mula perkenalan antara Kopda Adi Saputra alias AS dengan Eko Irianto alias EI. Hingga mereka pada akhirnya berkomplot menjadikan Markas Gudbalkir Pusziad Sidoarjo, Jawa Timur, sebagai penampungan kendaraan curian.

Awalnya, Eko dan Kopda Adi saling mengenal pada 2022. Lalu, Eko menyampaikan kepada Kopda Adi untuk dicarikan tempat penyimpanan sementara kendaraan sebelum dikirim ke Timor Leste.

"Kenal sejak 2022. Tunggu pendalamannya," kata Kristomei kepada wartawan, Kamis (11/1).

Setelah itu, Kopda Adi alias Kopda AS meminta izin kepada Mayor Czi Bagus Pudjo Raharjo. Hingga diberikan Markas Gudbalkir Pusziad Sidoarjo sebagai lokasi penyimpanan.

Ketiganya mendapat imbalan Rp 30 juta per bulan dari Eko. Uang itu dibagi untuk bertiga. "Uang sewa ke ketiga oknum itu," kata Kristomei.

Baca Juga: Sindikat Curanmor yang Tampung Kendaraan di Markas TNI Sidoarjo Ternyata Dulunya Penyewa Trailer dan Ekspedisi

Kristomei mengatakan, permintaan pemakaian lokasi Gudbalkir Pusziad menjadi tempat penampungan sementara datang dari Kopda AS. Lalu, Mayor BP selaku otoritas tertinggi di lokasi tersebut pun mengizinkan Kopda AS memakai lokasi tersebut.

"Kepala Gudangnya kan Mayor Czi BP, dia yang mengizinkan Gudbalkir itu digunakan atas permintaan Kopda AS," jelasnya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya bersama Kodam V/Brawijaya membongkar kasus penggelapan kendaraan bermotor. Kasus ini turut melibatkan oknum anggota TNI AD. Pengungkapan ini dilakukan di Sidoarjo, Jawa Timur pada Kamis (4/1).

"Pomdam V/Brawijaya bersama Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus tindak Pidana Penggelapan kendaraan bermotor yang diduga dilakukan oleh saudara EI (sipil) dan melibatkan Kopda AS, oknum anggota TNI AD," kata Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi kepada JawaPos.com, Jumat (5/1).

Baca Juga: Dihargai hingga Rp 10 Juta, Ratusan Kendaraan Curian yang Ditampung di Gudbalkir Pusziad dan Libatkan Oknum TNI AD Bakal Dikirim ke Timor Leste

Tersangka sipil yakni Eko Irianto alias EI dan Maryanto alias M. Sedangka 3 oknum TNI yang membantu yakni Mayor Czi Bagus Pudjo Raharjo alias BP, Kopda Adi Saputra alias AS dan Praka Jazuli alias J.

Kristomei mengatakan, saat ini Pomdam V/Brawijaya telah melakukan proses penyidikan terhadap Oknum anggota TNI AD. Sedangkan pelaku sipil ditangani Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur.

"Hasil penyidikan akan diumumkan secara transparan kepada publik. Jika oknum anggota TNI AD tersebut terlibat dan terbukti bersalah melakukan tindak pidana akan di proses hukum sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Langkah ini diambil sebagai komitmen TNI AD dalam penegakan hukum," jelas Kristomei.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 2

Dari kiri ke kanan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Kristomei Sianturi, Wakil Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Wadanpuspomad) Mayor Jenderal TNI Eka Wijaya Permana, Karo Penmas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko saat rilis Ratusan kendaraan hasil curian ditampung di Gudang Balkir Pusat Zeni TNI Angkatan Darat (AD) di Polda Metro Jaya, Jakarta, (10/1/2024). (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

Dari kiri ke kanan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Kristomei Sianturi, Wakil Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Wadanpuspomad) Mayor Jenderal TNI Eka Wijaya Permana, Karo Penmas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko saat rilis Ratusan kendaraan hasil curian ditampung di Gudang Balkir Pusat Zeni TNI Angkatan Darat (AD) di Polda Metro Jaya, Jakarta, (10/1/2024). (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)


Page 3

JawaPos.com - Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengungkap awal mula perkenalan antara Kopda Adi Saputra alias AS dengan Eko Irianto alias EI. Hingga mereka pada akhirnya berkomplot menjadikan Markas Gudbalkir Pusziad Sidoarjo, Jawa Timur, sebagai penampungan kendaraan curian.

Awalnya, Eko dan Kopda Adi saling mengenal pada 2022. Lalu, Eko menyampaikan kepada Kopda Adi untuk dicarikan tempat penyimpanan sementara kendaraan sebelum dikirim ke Timor Leste.

"Kenal sejak 2022. Tunggu pendalamannya," kata Kristomei kepada wartawan, Kamis (11/1).

Setelah itu, Kopda Adi alias Kopda AS meminta izin kepada Mayor Czi Bagus Pudjo Raharjo. Hingga diberikan Markas Gudbalkir Pusziad Sidoarjo sebagai lokasi penyimpanan.

Ketiganya mendapat imbalan Rp 30 juta per bulan dari Eko. Uang itu dibagi untuk bertiga. "Uang sewa ke ketiga oknum itu," kata Kristomei.

Baca Juga: Sindikat Curanmor yang Tampung Kendaraan di Markas TNI Sidoarjo Ternyata Dulunya Penyewa Trailer dan Ekspedisi

Kristomei mengatakan, permintaan pemakaian lokasi Gudbalkir Pusziad menjadi tempat penampungan sementara datang dari Kopda AS. Lalu, Mayor BP selaku otoritas tertinggi di lokasi tersebut pun mengizinkan Kopda AS memakai lokasi tersebut.

"Kepala Gudangnya kan Mayor Czi BP, dia yang mengizinkan Gudbalkir itu digunakan atas permintaan Kopda AS," jelasnya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya bersama Kodam V/Brawijaya membongkar kasus penggelapan kendaraan bermotor. Kasus ini turut melibatkan oknum anggota TNI AD. Pengungkapan ini dilakukan di Sidoarjo, Jawa Timur pada Kamis (4/1).

"Pomdam V/Brawijaya bersama Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus tindak Pidana Penggelapan kendaraan bermotor yang diduga dilakukan oleh saudara EI (sipil) dan melibatkan Kopda AS, oknum anggota TNI AD," kata Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi kepada JawaPos.com, Jumat (5/1).

Baca Juga: Dihargai hingga Rp 10 Juta, Ratusan Kendaraan Curian yang Ditampung di Gudbalkir Pusziad dan Libatkan Oknum TNI AD Bakal Dikirim ke Timor Leste

Tersangka sipil yakni Eko Irianto alias EI dan Maryanto alias M. Sedangka 3 oknum TNI yang membantu yakni Mayor Czi Bagus Pudjo Raharjo alias BP, Kopda Adi Saputra alias AS dan Praka Jazuli alias J.

Kristomei mengatakan, saat ini Pomdam V/Brawijaya telah melakukan proses penyidikan terhadap Oknum anggota TNI AD. Sedangkan pelaku sipil ditangani Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur.

"Hasil penyidikan akan diumumkan secara transparan kepada publik. Jika oknum anggota TNI AD tersebut terlibat dan terbukti bersalah melakukan tindak pidana akan di proses hukum sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Langkah ini diambil sebagai komitmen TNI AD dalam penegakan hukum," jelas Kristomei.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya