Jeda Kemanusiaan-Gencatan Senjata soal Resolusi DK PBB, Apa Bedanya? - CNN Indonesia

 

Jeda Kemanusiaan-Gencatan Senjata soal Resolusi DK PBB, Apa Bedanya?

Minggu, 31 Mar 2024 11:20 WIB

Israel lanjut bombardir Rafah, Jalur Gaza, meski DK PBB mengeluarkan resolusi. (AFP/MOHAMMED ABED)

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Anggota negara Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB) memegang kuasa penuh terhadap pembentukan resolusi bagi berbagai konflik, termasuk antara Hamas dan Israel.

Sejumlah negara kerap melakukan berbagai upaya untuk meredakan konflik keji tersebut.

DK PBB sejauh ini telah mengeluarkan dua resolusi untuk meredakan konflik yang terjadi di Jalur Gaza sejak agresi brutal Israel pada 7 Oktober lalu.

Namun, terdapat perbedaan signifikan yang terjadi antara kedua resolusi tersebut terhadap tindakan keji Israel.


Apa bedanya?

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), jeda kemanusiaan dapat diartikan sebagai 'penghentian sementara permusuhan yang murni untuk tujuan kemanusiaan'.

Hal tersebut juga termasuk dalam kesepakatan untuk mengevakuasi korban luka hingga memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan dengan cepat.

Melansir dari Chatam House, semua tindakan dalam resolusi jeda kemanusiaan harus memperkirakan penghentian pertempuran aktif. Resolusi tersebut harus disepakati oleh semua pihak.

Sedangkan gencatan senjata merupakan penghentian pertempuran yang dimaksudkan untuk pemberlakuan dalam jangka yang panjang.

Namun, gencatan senjata termasuk dalam proses politik suatu negara. Gencatan senjata tidak lagi mendorong untuk melakukan hal sementara, tetapi memungkinkan untuk mencapai penyelesaian konflik permanen.

Penggunaan diksi jeda kemanusiaan dan gencatan senjata oleh DK PBB bermaksud untuk menjelaskan urgensi dari kedua resolusi.

DK PBB mulanya melihat konflik berpotensi mendapatkan titik terang melalui jeda kemanusiaan. Nyatanya, resolusi pertama tersebut hanya memperpanjang konflik.


Resolusi pertama

DK PBB pernah menghasilkan satu resolusi jeda kemanusiaan bagi konflik Israel-Hamas pada November 2023.

Resolusi tersebut menyepakati beberapa poin seperti gencatan senjata selama 4 hari, pembebasan sandera, penghentian aktivitas drone, dan membangun koridor aman bagi warga Palestina.

Hamas sepakat untuk membebaskan 50 sandera dari Jalur Gaza dan sebagai imbalannya 150 tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel.

Namun, Israel menegaskan bahwa perang bakal berlanjut saat gencatan senjata telah usai. Setelah gencatan senjata berakhir, Israel lanjut menggempur Jalur Gaza tanpa ampun.

Tertulis bahwa korban tewas imbas agresi Israel setelah gencatan senjata berakhir mencapai 109 orang, seperti dilaporkan Middle East Eye.


Resolusi kedua

Belum lama, 15 negara anggota DK PBB menyepakati resolusi gencatan senjata secara eksplisit pada Senin (25/3).

Resolusi kali ini diharapkan dapat mencapai penghentian permanen agresi yang dilakukan oleh Israel.

Terdapat pro dan kontra dari sejumlah pakar terkait penerapan resolusi itu.

Pengamat studi Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Sya'roni Rofii, mengatakan resolusi yang dihasilkan DK PBB selama ini terbukti efektif untuk mengakhiri konflik.

"Sebut saja konflik Israel-Lebanon 2006. Maka berkaca pada itu semestinya resolusi ini akan mampu menghentikan tindakan eksesif Israel," kata Sya'roni kepada CNNIndonesia.com, Selasa (26/3).

Sementara itu, pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Broto Wardoyo, menilai resolusi DK PBB tak akan berarti banyak dalam agresi Zionis di Gaza.

Broto menimpali bahwa Israel selama ini sudah mengabaikan berbagai resolusi dan keputusan Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ).

"Namun, tekanan-tekanan diplomatik seperti ini perlu dilakukan karena akan menunjukkan isolasi internasional terhadap Israel," kata Broto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (26/3).

Meski sudah ada keputusan yang berlangsung, Israel faktanya masih terus melancarkan berbagai serangan terhadap warga Palestina.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menegaskan Israel tak akan menerapkan resolusi tersebut.

"Israel tidak akan gencatan senjata. Kami akan memberantas Hamas dan terus bertempur sampai sandera paling terakhir kembali pulang," seperti ditulis dalam X.

Menanggapi hal demikian, Hamas menyatakan tetap berpegang pada proposal awal mereka, yakni gencatan senjata secara total di Gaza.

(val/bac)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita