Belum Terungkap Sampai Sekarang, Fenomena Badai Bola Petir Sudah Diamati 750 Tahun Lalu
Fenomena alam yang disebut Bola Petir (ball lightning), biasanya terkait dengan badai petir, ternyata sudah diamati dan ditulis sejak 750 tahun lalu. Foto/Phys/Mircea Goia
-
Fenomena alamyang disebut Bola Petir (ball lightning), biasanya terkait dengan badai
petir, belum dapat dijelaskan secara detail sampai sekarang. Namun, fenomena badai mengerikan ini ternyata sudah diamati dan ditulis sejak 750 tahun lalu.
Badai Bola Petir termasuk fenomena cuaca langka yang biasa terjadi di daratan Inggris. Bola Petir, biasanya digambarkan sebagai objek bola terang dengan diameter rata-rata 25 sentimeter, tetapi kadang-kadang hingga beberapa meter.
Baru-baru ini, fisikawan Inggris menemukan laporan paling awal tentang fenomena cuaca langka Bola Petir di Inggris. Fisikawan Inggris, Profesor Emeritus Brian Tanner dan sejarawan Profesor Giles Gasper dari Universitas Durham, menemukan catatan itu saat menjelajahi teks abad pertengahan yang ditulis sekitar 750 tahun yang lalu.
Catatan, oleh biarawan Benediktin abad ke-12 Gervase dari Biara Katedral Gereja Kristus, Canterbury, mendahului deskripsi paling awal yang diketahui tentang Bola Petir yang tercatat di Inggris selama hampir 450 tahun. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Royal Meteorological Society, Weather.
Dalam catatan yang disusun sekitar tahun 1200, Gervase menyatakan bahwa "sebuah tanda yang luar biasa turun di dekat London" pada 7 Juni 1195. Dia melanjutkan dengan menggambarkan awan yang pekat dan gelap, memancarkan zat putih yang tumbuh menjadi bentuk bulat di bawah awan, dan bola api jatuh ke arah sungai.
Para peneliti Durham membandingkan teks dalam Gervase's Chronicle dengan laporan sejarah dan modern tentang bola petir. Profesor Brian Tanner, Profesor Emeritus di Departemen Fisika, Universitas Durham, mengatakan: "Bola kilat adalah peristiwa cuaca langka yang masih belum dipahami hingga saat ini.”
Namun, dari deskripsi Gervase tentang zat putih yang keluar dari awan gelap, jatuh sebagai bola api yang berputar dan kemudian memiliki beberapa gerakan horizontal sangat mirip dengan deskripsi historis dan kontemporer tentang bola petir. "Jika Gervase menggambarkan kilatan bola, seperti yang kami yakini, maka ini akan menjadi laporan paling awal tentang kejadian di Inggris yang sejauh ini telah ditemukan," ucapnya.
Sebelum, laporan paling awal dari fenomena alam Petir Bola dari Inggris adalah ketika terjadi badai besar di Widecombe, Devon pada 21 Oktober 1638. Tulisan abad pertengahan jarang bertahan dalam versi asli penulis dan Gervase's Chronicle dan karya lainnya sekarang hanya ada dalam tiga manuskrip (satu di British Library, dan dua di University of Cambridge).
Teks Latin diedit oleh Uskup William Stubbs pada tahun 1879 dan tidak ada terjemahan ke dalam bahasa Inggris. Profesor Giles Gasper, di Departemen Sejarah, Universitas Durham, mengatakan fokus utama tulisan-tulisan Gervase sebnarnya adalah tentang Biara Katedral Gereja Kristus di Canterbury.
Termasuk, perselisihannya dengan rumah-rumah tetangga dan Uskup Agung Canterbury, serta mencatat tindakan raja dan para bangsawannya. “Tapi dia juga tertarik pada fenomena alam, dari peristiwa langit dan tanda-tanda di langit hingga banjir, kelaparan, dan gempa bumi," katanya.
Para peneliti melihat kredibilitas Gervase sebagai penulis dan saksi, setelah sebelumnya meneliti catatan gerhana dan deskripsi pemisahan citra bulan sabit. "Mengingat Gervase adalah reporter yang andal, kami percaya bahwa deskripsinya tentang bola api di Sungai Thames pada 7 Juni 1195 adalah laporan pertama yang sepenuhnya meyakinkan tentang petir bola petir," kata Profesor Gasper.
Lihat Juga: Sejarah Candi Tikus, Petirtaan Warisan Kerajaan Majapahit yang Mengejutkan
(wib)
Komentar
Posting Komentar