Di MK, Airlangga Sebut Harga Beras Naik karena Iklim, Bukan Bansos - detik

 

Di MK, Airlangga Sebut Harga Beras Naik karena Iklim, Bukan Bansos

Jakarta 

-

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan kenaikan harga beras bukan akibat dari bantuan sosial (bansos). Airlangga menyatakan kenaikan harga beras lantaran adanya larangan ekspor beras.

Hal itu disampaikan Airlangga saat memberikan keterangan dalam sidang sengketa, di gedung MK, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2024). Mulanya, Airlangga mengatakan El Nino berdampak terhadap kenaikan beras.

"Perubahan iklim yang real, hampir semua banyak negara memberikan bantuan terkait dengan El NinoEl Nino, bahkan Amerika Serikat juga perubahan iklim dan inflasi," kata Airlangga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu Amerika pun memberikan bansos, demikian pula Singapura pun memberikan bansos dalam rangka El Nino, demikian pula Filipina memberikan bansos dalam rangka El Nino," sambungnya.

Airlangga mengatakan hal itu mengakibatkan terjadinya fluktuasi dari pada harga komoditas dunia. Termasuk, kata dia, harga beras.

"Akibat ada larangan ekspor beras. India dia melarang ekspor, demikian pula beberapa negara lain," ujarnya.

"Tentu ini akan berpotensi berlanjut di tahun 2024, kita bisa melihat bahwa tidak mudah untuk mendapatkan supply beras walaupun Indonesia memutuskan untuk impor beras katakanlah sejumlah Rp 3 juta tentu ada pendekatan dari pemerintah," lanjut dia.

Airlangga mengakui berbagai resiko tersebut akan berdampak terhadap ekonomi domestik dan peningkatan harga komoditas. Di mana, nantinya masyarakat akan mengalami kesulitan dan mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bantuan pangan merupakan instrumen stabilisasi harga. Menurutnya, dengan bantuan pangan, dapat membantu stabilisasi harga.

"Apakah ada penggunaan CBP dan membuat harga naik? Nah tentu bantuan pangan adalah instrumen stabilisasi harga, jadi justru sebaliknya dengan adanya bantuan pangan kita berharap stabilisasi harga," tuturnya.

Sebelumnya, Guru Besar IPB Didin Damhuri menjadi ahli yang dihadirkan Ganjar Pranowo-Mahfud Md di sidang sengketa Pilpres 2024. Didin mengatakan pemberian bantuan sosial (bansos) menjelang pemilu membuat harga beras naik.

Hal itu disampaikan Didin saat memberikan keterangan sebagai ahli dari Ganjar-Mahfud dalam sidang sengketa Pilpres, di gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (2/4). Didin mulanya menjelaskan terkait perkembangan harga besar periode Januari-Maret 2024.

"Perkembangan harga besar pada 1 Januari hingga 17 Maret 2024 harga beras premium naik terus hingga rata-rata mencapai Rp 15.500 tapi di kota-kota besar di seluruh Jawa banyak yang menyentuh hingga Rp 20.000. Hingga sekarang harga beras belum bisa diturunkan meskipun operasi pasar dari Bulog dilakukan besar-besaran," kata Didin.

Dalam keterangannya, Didin menyampaikan seharusnya dana bansos mengalami penurunan di 2024. Sebab, Didin mengatakan angka kemiskinan menurun sejak 2020.

"Data kemiskinan menurun terus sejak 2020 dan seharusnya secara normal bansos itu menurun dibanding 2023 untuk 2024. Memang dari tahun 2020-2023 ada penurunan tapi tiba-tiba tahun 2024 mengalami pelonjakan," ujar dia.

(amw/azh)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya