Dipertanyakan MK, Buwas Sebut Pencopotannya dari Dirut Bulog Tak Berkaitan dengan Menolak Bansos - Kompas
Dipertanyakan MK, Buwas Sebut Pencopotannya dari Dirut Bulog Tak Berkaitan dengan Menolak Bansos
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, pencopotan dirinya sebagai Dirut Bulog tidak ada kaitannya dengan menolak bantuan sosial (bansos) yang digulirkan Presiden Joko Widodo selama masa kampanye.
Hal ini dikatakannya usai dilantik menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Masa Bakti Tahun 2023-2028 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2024).
Pria yang karib disapa Buwas ini menyampaikan tidak pernah menolak bansos.
"Ndak ada hubungannya dengan bansos. Waktu di Bulog enggak ada, saya enggak pernah menolak bansos. Justru bansos itu kan programnya Pak Presiden, programnya pemerintah," kata Buwas di Istana Negara, Jumat.
Baca juga: Copot Buwas dari Dirut Bulog, Erick Thohir: Rotasi Biasa...
Ia menuturkan, beras yang disimpan di Bulog adalah Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Artinya, pemerintah bisa menggunakan beras tersebut kapan pun jika diperlukan.
"Saya hanya tugasnya menyalurkan. Jadi enggak ada hubungannya dengan itu ya, menolak itu enggak ada, dan bukan kapasitasnya Dirut Bulog untuk menolak. Dan saya harus melaksanakan perintah negara," ucap dia.
Ia lantas mengungkapkan, pencopotannya sebagai Dirut Bulog terjadi lantaran masa jabatannya sudah habis menurut Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Buwas sudah menjabat sebagai pucuk pimpinan lembaga tersebut lebih dari lima tahun.
"Kalau kita mau jujur lihat aturan menteri, itu totalnya penugasannya 5 tahun dan saya sudah 5 tahun bahkan lebih. Dan pergantian itu biasa, bagi saya itu biasa. Karena namanya itu amanah, tugas, kalau waktunya sudah selesai, kalau pimpinan siapapun mengatakan ganti, ya diganti," jelasnya.
Baca juga: Bayu Krisnamurthi Jadi Dirut Bulog Gantikan Buwas
Sebelumnya dikutip dari Tribunnews, Hakim konstitusi Arief Hidayat mempertanyakan latar belakang perpindahan posisi Budi Waseso (Buwas) dari Direktur Utama Perum Bulog menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero).
Dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) yang menghadirkan salah satunya Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, Arief menilai perpindahan posisi itu bisa saja berkaitan dengan cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilu 2024.
"Yang pertama kita mengenal lembaga ada Menteri Sosial, kemudian ada kaitannya dengan kepala Badan Pangan Nasional, kemudian ada kepala Bulog," kata Arief di ruang sidang Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (5/4/2024).
"Pada saat-saat kritis saya baca di massa media kepala Bulog Budi Waseso diganti, ada faktor apa ini yang melatarbelakangi?" sambungnya.
Baca juga: Jadi Komisaris Utama Semen Indonesia, Buwas Bakal Lepas Jabatan Dirut Bulog
Sebagaimana diketahui, dalil permohonan dalam sidang sengketa pilpres ini salah satunya berkaitan dengan bantuan sosial (bansos) yang diungkapkan oleh pihak Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud selaku pemohon.
"Jadi di situ Kepala Badan Pangan Nasional Pak Arif Prasetyo, kemudian ada pergantian Kepala Bulog dan kaitannya dengan Kementerian Sosial, itu apa yang ada di balik itu? Kita ingin mengerti karena ini termasuk bisa disebut juga dengan masalah yang tadi cawe-cawe," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Komentar
Posting Komentar