Jenderal Garda Revolusi: Iran Tak Lakukan Lagi Aksi Lebih ke Israel - CNN Indonesia

 

Jenderal Garda Revolusi: Iran Tak Lakukan Lagi Aksi Lebih ke Israel

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Kepala staf angkatan bersenjata Iran atau Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Mayjen Mohammad Bagheri mengatakan Iran tidak berniat melanjutkan operasi menyerang Israel. Dan, kata dia, operasi serangan udara tersebut telah selesai.

Dia menegaskan Iran melakukan operasi serangan udara pada Sabtu (13/4) dan Minggu (14/4), karena rezim Zionis telah melanggar batas merah yang tak dapat diterima saat menyerbu misi diplomatik mereka di Damaskus, Suriah.

"Tindakan rezim Zionis yang menargetkan konsulat Iran di Damaskus dan membunuh para penasihat hukum Iran yang hadir di negara tersebut atas undangan pemerintah Suriah merupakan tindakan yang melanggar batas yang dikutuk semua negara, kecuali dua atau tiga pendukung rezim Zionis," ujar Bagheri mengutip dari IRNA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IRNA atau The Islamic Republic News Agency adalah kantor berita resmi Negara Para Mullah tersebut.

Jenderal senior tersebut lebih lanjut mengatakan serangan Israel harus ditanggapi, dan Pemimpin Tertinggi Iran mengatakan 'hukuman' terhadap rezim zionis Israel tersebut harus dilakukan.

Sebelumnya pada Minggu, IRGC mengeluarkan peringatan keras dalam pernyataan kedua yang dirilis setelah serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap situs militer di wilayah yang diduduki Israel sebagai pembalasan atas serangan rezim terhadap konsulat Iran di Suriah pada 1 April.

IRGC memperingatkan AS. menentang mendukung dan berpartisipasi dalam tindakan apa pun yang merugikan kepentingan Iran. Garda Revolusi pun menjanjikan respons timbal balik dan proporsional terhadap ancaman Amerika dan Israel yang berasal dari negara mana pun.

Sebelumnya, mengutip dari Press TV, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Garda Revolusi hanya menyasar operasi udara ke fasilitas militer di wilayah pendudukan Israel. Dia menegaskan tak ada situs nonmiliter yang menjadi target operasi dari serangan ratusan drone dan rudal tersebut.

Press TV adalah saluran berita berbahasa Inggris yang dimiliki badan penyiaran Iran.

"Dalam operasi ini, angkatan bersenjata Republik Islam Iran dengan perhitungan akurat dan menggunakan drone serta peluru kendali menargetkan pangkalan militer tempat pesawat F-35 milik rezim Zionis melakukan agresi terhadap gedung Kedutaan Besar Iran di Damaskus," ujar Amir-Abdollahian dalam pertemuan dengan duta-duta besar asing di Teheran pada Minggu lalu.

Selain itu, dia pun sudah mengirimkan pesan ke Amerika Serikat (AS)--yang dikenal sebagai sekutu Israel--mengenai hak Iran dalam membela diri setelah Negara Yahudi menggempur misi diplomatik mereka di Suriah.

"Kami mengirimkan pesan pagi ini ke Gedung Putih dan menyatakan bahwa ini adalah operasi terbatas dengan kekuatan minimum hanya untuk mengamankan hak kami atas pertahanan yang sah dan untuk menghukum rezim Israel," kata Amir-Abdollahian.

"Terbatasnya pertahanan sah dan hukuman terhadap rezim Zionis, berarti kami tidak menetapkan target sipil apa pun dalam respons kami," tambahnya.

Pejabat utama diplomat Iran itu mengatakan Garda Revolusi tak menargetkan lokasi ekonomi ataupun populasi di wilayah pendudukan Israel, hanya pangkalan militer dan intelijen, "Di mana pusat operasi rezim Zionis terhadap kedutaan Besar Republik Islam Iran di Damaskus."

Amir-Abdollahian juga menekankan bahwa Republik Islam tidak pernah mencari ketegangan di kawasan dan telah menunjukkan pengendalian diri selama lebih dari enam bulan terakhir dalam menghadapi kejahatan Israel di Jalur Gaza, Palestina.

Sebelumnya, Kemenlu Iran yang menyatakan serangan tersebut sesuai dengan Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai tanggapan atas serangan udara terhadap Kedutaan Besar Iran di Suriah.

Iran memulai serangan udara pada Sabtu terhadap Israel sebagai pembalasan atas serangan udara Israel pada 1 April terhadap fasilitas diplomatiknya di ibukota Suriah, Damaskus.

Serangan Israel ke misi diplomatik di Damaskus tersebut menewaskan sedikitnya tujuh anggota Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal utama. Teheran menuduh Israel melakukan serangan itu dan berjanji akan membalasnya.

Iran dan sekutu utamanya di Lebanon, Hizbullah, mengatakan serangan itu tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa ganjaran.

(kid)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya