Kepala Bapanas: Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Bakal Naik hingga Rp 12
Kepala Bapanas: Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Bakal Naik hingga Rp 12.500
Rabu, 24 April 2024 | 19:10 WIB
Mita Amalia Hapsari / RZL
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. (Beritasatu.com)
Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan besaran harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium akan dinaikkan. Hal ini disampaikan Arief setelah menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Rabu (24/4/2024) sore.
Arief mengatakan bahwa kenaikan HET beras medium akan dipatok di kisaran Rp 12.000-12.500 per kilogram, tergantung wilayah.
"Khusus yang medium akan didiskusikan lagi angkanya kurang lebih menjadi Rp 12.000-12.500 per kilogram," kata Arief di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Dikutip dari keterangan resmi Bapanas pada 9 Maret 2024, berdasarkan Perbadan Nomor 7 Tahun 2023, HET beras medium untuk zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, dipatok Rp 10.900 per kilogram (kg) . Untuk zona 2 meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium Rp 11.500 per kg. Sedangkan zona 3 yang meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium adalah Rp 11.800 per kg.
Selain HET beras medium, Arief juga mengatakan relaksasi HET beras premium juga akan diperpanjang. Relaksasi HET beras premium yang semula pada 10 Maret-23 April 2024, kini akan diperpanjang hingga 31 Mei 2024.
"Dengan catatan, kita juga akan harmonisasi sehingga peraturan badannya akan kita tetapkan. Jadi hampir pasti angkanya untuk beras premium HET-nya ada di Rp 14.900. Khusus yang medium kita akan diskusikan lagi angkanya, kurang lebih sekitar Rp 12.000 sampai Rp 12.500," kata Arief.
Arief menyebut penetapan HET tersebut masih bisa turun jika jumlah produksi meningkat di masa depan.
"Ya kita enggak bisa bilang seterusnya. Jadi kita lihat karena sudah ditetapkan itu itu adalah harga eceran tertinggi. Apabila nanti panen baik, kemudian produksi meningkat, kemudian agro input nya turun, kenapa enggak kita turunkan. Agro input itu maksudnya ada pupuk, ada sewa lahan ya, yang jelas ini semua harus mengakomodasi agro input yang saat ini sedang naik," jelas Arief.
Simak berita dan artikel lainnya di
Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Bagikan
Komentar
Posting Komentar